Tradisi-tradisi Kekristenan Perdana
yang tercermin dalam Surat-surat Paulus
Paulus yang dalam bahasa Yunani adalah “Paolos” =
Si Kecil (3 SM– 67 SM) merupakan seorang Yahudi yang lahir di Tarsus ( Turki ) di tanah Kilikia yang
merupakan sebuah pusat kebudayaan dan ilmu pengetahuan Yunani. Pada hari ke-8
setelah kelahirannya ia disunat dan diberi nama Ibrani yaitu Saul atau Saulus
yang diambil dari nama raja Israel
yang pertama. Ia berasal dari sebuah keluarga Yahudi Hellenis diaspora dari
suku Benyamin[1] kaya
yang berbahasa Aram , namun sejak
kecil ia belajar bahasa Yunani yang merupakan bahasa pergaulan di Tarsus . Paulus mendapatkan
kewarganegaraan Romawi dari ayahnya yang kemungkinan besar adalah seorang
pejabat Romawi. Secara fisik penampilan Paulus tidak meyakinkan karena badannya
kecil, rambutnya tipis halus, kakinya bengkok, badannya tegap, alisnya bertemu,
dan hidungnya sedikit bungkuk[2].
Paulus diperkirakan datang ke Yerusalem sekitar
umur 15 tahun dan menjadi penganiaya orang Kristen dan pengikut seorang yang giat
dari golongan kaum Farisi. Semasa mudanya Paulus dididik di Yerusalem oleh
Gamaliel yang memberinya pengajaran mendalam tentang agama Yahudi sesuai ajaran
mazhab Farisi. Sebagai seorang Ibrani asli dan pengikut aliran Farisi yang
keras, hal ini tidak hanya memberi dampak yang mendalam atasnya, tapi juga
memberi kebanggaan yang besar karena ia pengajaran dari Gamaliel tersebut
menyebabkannya berkembang lebih maju daripada kebanyakan temannya pada zaman itu
dalam hal pengetahuan tentang agama Yahudi. Paulus menyatakan bahwa agama
Yahudi pada hakekatnya adalah agama legalistis (berdasarkan perbuatan) dalam pendekatannya.
Namun agama Yahudi adalah pencarian tentang pembenaran dan tidak ada sistem
keagamaan yang akan pernah dapat memuaskan jiwa Paulus karena tidak menawarkan
alat-alat yang cocok untuk mendapatkan kebenaran itu. Suatu corak lain dari
pendekatan keagamaan Paulus adalah besarnya pengaruh Perjanjian Lama atas dia.
Sekalipun dalam banyak hal ia memakai naskah Septuaginta (LXX), namun pada
hakekatnya caranya menggunakan Kitab-kitab Perjanjian Lama adalah cara Yahudi.
Dalam hal ini bertentangan dengan Filo dari Alexandria , yang menafsirkan sejarah Alkitab
secara alegoris. Tapi Paulus melihat pernyataan Allah pada
perbuatan-perbuatan-Nya dalam sejarah.
Paulus mati
martir karena kepalanya dipancung oleh Kaiser Nero pada tahun 67 SM di Roma.
Pada saat itu Paulus tidak mungkin bisa disalib seperti Tuhan Yesus ataupun
Petrus karena ia adalah warga Romawi. Kuburan Paulus baru diketemukan di
Vatikan pada tahun 2006 dengan tulisan kuno “Paulo Apostolo Mart“ = Martir
Rasul Paulus. Semasa hidupnya, Paulus mempelajari Hukum Agama Yahudi (Halakha)
di perguruan Beith Hillel. Paulus termasuk orang yang sangat fanatik terhadap
agamanya. Hal inilah yang membuat Paulus pada awalnya membenci umat Yahudi yang
pindah kepercayaannya menjadi Kristen. Jadi status Paulus pada saat tersebut
tidak jauh bedanya seperti pemimpin FPI (Front Pembela Islam) yang melakukan
sweeping terhadap umat Nasrani. Paulus tidak ragu-ragu untuk membinasakannya
(Gal 1:13). Bahkan untuk melakukan ini ia telah mendapatkan surat kuasa khusus dari Imam Besar maupun
Majelis-majelis Tua. Paulus juga yang mengawasi eksekusi hukuman mati melalui
hukuman razam terhadap Stefanus. Tepatnya pada tgl 25 Januari 36 SM dalam
perjalanannya melakukan sweeping ke Damsyik, Tuhan Yesus menampakan diri-Nya
dalam cahaya yang menyilaukan sambil bersabda: “Saulus, Saulus, mengapakah
engkau menganiaya Aku ?” cahaya tersebut membuat Paulus menjadi buta, tetapi
akhirnya disembuhkan oleh Ananias. Melalui penampakan itu pula akhirnya Paulus
jadi pengikut Tuhan Yesus.
Perjalanan
Paulus yang pertama adalah ke Arab dan kembali lagi ke Damsyik (Galatia 1:17).
Misionaris pertama yang dilakukan oleh Paulus
di Anthiokia , ia
mendapatkan tugas pertamanya dari Roh Kudus (Kis 13:1-2). Paulus berani
memberikan khotbah mengenai ajaran Kristen di Sinagoge Herodes atau Rumah
Ibadat umat Yahudi terbesar di Yerusalem yang akhirnya membuat dia dikejar
bahkan mau dibunuh oleh para penganut agama Yahudi setempat sehingga terpaksa
ia harus minggat kembali ke Tarsus tempat kota kelahirannya untuk mengucilkan
diri di sana selama sepuluh tahun. Ajaran Paulus telah mempengaruhi banyak
sekali orang termasuk para tokoh agama Kristen mulai dari Santo Agustinus,
Martin Luther, Karl Bath dan juga para filsuf terkenal seperti Sóren
Kierkegaard maupun Karl Jaspers. Seorang tokoh agama Kristen, Friedrich
Nietzsche menilai bahwa ajaran Kristen itu sebenarnya berasal dari Rasul
Paulus. Apakah yang menjadi kelebihan maupun beda ajaran Paulus dibandingkan
dengan ajaran dari rasul-rasul lainnya ? Apakah mungkin karena ajarannya sudah
dicampur dengan silsafah Yunani ? Sebagai jemaat Allah yang ada saat ini, kita perlu belajar dari
tradisi-tradisi umat yang ada pada jemaat Kristen perdana agar kita
mengenal apa yang melatar belakangi
mengapa mereka memegang tradisi seperti itu, dan apa sebenarnya yang menjadi
tujuan dari adanya tradisi mereka. Dalam paper ini, penulis dengan segala
keterbatasan yang ada, mencoba membahas tradisi Kekristenan yang tercermin
dari surat-surat yang ditulis oleh tangan Paulus sendiri.
Surat-surat Paulus
Paulus membuat usaha yang
luar biasa melalui surat-suratnya kepada komunitas non-Yahudi untuk menunjukkan
bahwa keselamatan yang dikerjakan oleh Yesus Kristus adalah untuk semua orang,
bukan hanya orang Yahudi. Gagasan Paulus ini menimbulkan pertikaian antara
dirinya dengan murid-murid Yesus, terutama Petrus dan Yakobus, yang percaya
bahwa untuk menjadi pengikut Yesus, orang-orang yang bukan Yahudi harus menjadi
Yahudi dulu ( Gal. 2:11-14). Untuk menyelesaikan konflik ini, diadakanlah
persidangan di Yerusalem (Kis. 15), yang disebut sebagai Sidang Sinode atau Konsili
Gereja yang pertama.Konsili ini menghasilkan beberapa keputusan penting, misalnya:
- untuk menikmati karya penyelamatan Yesus, orang tidak harus menjadi Yahudi terlebih dahulu.
- orang-orang Kristen yang bukan berasal dari latar belakang Yahudi tidak diwajibkan mengikuti tradisi dan pantangan Yahudi (mis. hal-perihal tentang sunat dan memakan makanan yang diharamkan).
- Paulus mendapat mandat untuk memberitakan Injil ke daerah-daerah berbahasa Yunani.
Setiap kehidupan memiliki tradisi
masing-masing yang bermanfaat dan tidak bisa lepas dari kehidupan umat manusia.
Dalam surat-surat Paulus kepada jemaat yang ada di Roma, Korintus (yang pertama
dan kedua), Galatia ,
Filipi, dan Filemon tercermin tradisi
kehidupan jemaat mula-mula. Beberapa surat
lainnya seringkali dipercayai berasal dari Paulus juga, seperti 1 dan 2 Timotius dan Surat Titus. Dari
ketiga-belas surat-surat Paulus yang tercantum dalam Alkitab hanya tujuh yang
bisa dipastikan adalah hasil karyanya sendiri, sedangkan enam sisanya dibantu
oleh sekretaris-sekretarisnya. Semua surat-suratnya ditulis dalam bahasa Koine
Yunani. Surat-surat Paulus disebar luaskan oleh Onesimus yang merupakan
pengagum Paulus sekitar tahun 90 yang kemudian menjadi uskup di Efesus. Tujuan
dari penulisan surat-surat Rasul Paulus tidak semuanya bermotif untuk
menyelesaikan permasalahan Gereja, karena ada juga masalah yang bukan baru saat
itu timbul tapi yang sudah berakar lama dalam masyarakat pada kota tersebut. Karena itu, surat-surat Rasul
Paulus tidak semua berisi teguran, tetapi juga wejangan, penegasan akan doktrin
dan pengajaran moral, ataupun pesan-pesan apostolik lainnya. Hal ini
dilakukannya karena Rasul Paulus mengetahui
panggilan khususnya sebagai rasul yang diutus
kepada umat Non-Yahudi, sehingga ia melakukan perjalanan keliling ke kawasan
Mediteranian dan sekitarnya sebanyak 3 kali untuk melaksanakan misinya itu.
a.
Perjalanan Pertama
Kisah perjalanan Paulus yang
pertama ini terdapat dalam Kis 13,4-14,28 (tahun 45-48). Rute yang dijalani
Paulus:
Antiokhia (Siria) – Seleukia – Salamis – Pafos –
Perga – Antiokhia di Pisidia – Ikonium – Listra – Derbe – Listra – Ikonium –
Antiokhia di Pisidia – Perga – Antiokhia Siria.
|
b.
Perjalanan Kedua
Perjalanan kedua ini
meliputi Kis 15,36- 18,23 (sekitar tahun 48-50) dengan rute sebagai berikut:
Antiokhia – Siria – Kilikia – Derbe – Listra –
Frigia – Misia – Troas – Samotrake – Neapolis – Filipi – Amfipolis – Apolonia
– Tesalonika – Berea – Atena – Kaisarea – Yerusalem – Antiokhia.
|
c.
Perjalanan Ketiga
Perjalanan ketiga ini
meliputi Kis 18,23-21,17 (dilaksanakan sekitar tahun 52-58) dengan rute sebagai
berikut:
Antiokhia – Frigia – Efesus (3 tahun) – Makedonia –
Filipi – Troas – Asos – Metilene – Samos – Miletus – Knidus – Rhodos – Patara
– Mitra – Tirus – Ptolomais - Kaisarea
|
d.
Perjalanan ke Roma
Kisah perjalanan Paulus ke
Roma bisa dibaca dalam Kis 21,15-28,31. Tampaknya perjalanan Paulus yang
terakhir ini terjadi sekitar tahun 60 M.
Antipatris – Kaisarea –
|
·
Surat
Paulus Kepada Jemaat di Tesalonika
Surat Rasul Paulus kepada jemaat Tesalonika I dan
II ditulis pada waktu Rasul Paulus berada di Korintus, pada sekitar tahun 52. Surat ini dikenal sebagai surat Rasul Paulus
yang pertama. Pesan utama Surat Rasul Paulus kepada Gereja di Tesalonika yang pertama adalah:
1. Pengajaran kehidupan Kristiani (4:1-12)2. Pengajaran tentang akhir jaman (4: 13-18)
3. Anjuran untuk berjaga-jaga menjelang kedatangan Kristus yang kedua (5: 1-11)
4. Kehidupan dalam komunitas Kristen (5:12-22)
Surat Paulus yang
kedua kepada jemaatTesalonika dituliskan karena ada kesalahpahaman yang
mengartikan bahwa kedatangan Yesus yang kedua sudah sangat dekat, sehingga ada
umat yang tidak mau bekerja karena mereka hanya menunggu hari kiamat saja, maka
Rasul Paulus menuliskan:
1. penjelasan lebih lanjut mengenai Penghakiman Terakhir (1: 5-12)2. Penjelasan kembali tentang kedatangan Tuhan Yesus yang kedua kali dan pengajaran untuk menyambut hari itu (2:1-17)
3. Nasihat untuk berdoa dan tetap bekerja (3: 1-13).
·
Surat Rasul Paulus
Kepada Jemaat di Galatia
Surat Rasul Paulus
kepada jemaat di Galatia
kemungkinan ditulis pada sekitar tahun 54-55 SM dan dikenal sebagai surat utama para rasul
yang ditujukan pada umat non-Yahudi. Pada surat
ini dituliskan bahwa umat Non-Yahudi tidak mempunyai kewajiban untuk memenuhi
hukum Taurat Yahudi, terutama keharusan untuk disunat. Pada saat itu ada
desakan dari umat Kristen Yahudi yang ingin tetap menerapkan hukum sunat pada
umat Non-Yahudi yang menjadi pengikut Kristus. Rasul
Paulus mengajarkan:
1. Manusia diselamatkan oleh iman, dan bukan karena melakukan hukum Taurat
(3:1-4:31)2. Kebebasan Kristiani yang diperoleh dalam Kristus yang memimpin pada hidup menurut Roh dan bukan hidup menurut daging (5: 1-6:10).
·
Surat Paulus Kepada Jemaat di Korintus
2. kemerosotan moral (immorality) (5:1-6:8)
3. pengaruh dari penyembahan kaum kafir (influence from pagan worship) (8: 1- 11:1), dan
4. masalah ketidakteraturan dalam ibadat (karena kesombongan rohani/ spiritual pride) (12: 14-40).
Surat Rasul Paulus
kepada jemaat di Korintus yang kedua, dituliskan sekitar tahun 57-58. Surat ini ditujukan untuk
menegaskan bahwa ialah Rasul yang otentik.
Maka ia menuliskan:
1. Tanda Rasul Kristus yang otentik (2: 14-
6:10)2. Penjelasan tentang riwayat hidupnya, yang menyangkut ketaatan, dan kesediaannya merendahkan diri demi Kristus (10:1-12:13)
·
Surat
Rasul Paulus Kepada Jemaat di Roma
Surat Rasul Paulus kepada jemaat di Roma,
dituliskan sekitar tahun 58 SM dengan maksud memberikan pengajaran pada umat,
terutama tentang pengajaran teologi keselamatan, karena Rasul Paulus menyadari akan peran kota Roma sebagai pusat dunia pada saat itu
dapat juga menjadi pusat penyebaran Injil. Ia menuliskan suratnya untuk
mempersiapkan kunjungannya ke kota
Roma dalam perjalanannya ke Spanyol. Pada saat itu tak banyak kaum Kristen
Yahudi di Roma, maka isu hukum Taurat tidak banyak dikemukakan di surat ini. Masalah yang
mungkin khas Roma adalah masalah makan makanan haram dan masalah puasa. Rasul Paulus
mengajarkan:
1. Manusia dibenarkan karena iman yang tak terlepas dari kasih (1:17-4:25)2. Pengharapan Kristiani (5:1-11:36).
3. Kehidupan Kristiani dan pelayanan kasih: yang kuat imannya memberi contoh pada yang lemah imannya (12:1- 15:33)
·
Surat
Rasul Paulus Kepada Jemaat di Filipi
Surat Rasul Paulus kepada jemaat di Filipi
ditulis pada saat Rasul Paulus pertama kali di penjara di Roma sekitar tahun
61-63. Waktu dipenjara ia dikunjungi oleh Epafroditus, salah seorang umat
Filipi. Saat mengunjungi Rasul Paulus,
Epafroditus sakit dan hampir mati, namun akhirnya ia sembuh. Rasul Paulus
mengirimnya kembali dengan surat
dan ucapan terima kasih atas kebaikan umat Filipi. Surat kepada Gereja di Filipi, tema utamanya
adalah suka cita Kristiani. Maka di sini ditekankan beberapa pengajaran:
1. Teladan apostolik (1:1-14)2. Wejangan untuk menjaga persatuan, kerendahan hati, dan ketaatan (2: 1-18)
3. Ditekankan bahwa Yesuslah tujuan kita umat beriman (3:1-21)
4. Damai dan suka cita sebagai ciri-ciri kehidupan Kristiani (4: 1-19)
·
Surat
Rasul Paulus Kepada Jemaat di Kolose
Surat Rasul Paulus
kepada jemaat di Kolose, juga dituliskan sekitar tahun 61-63. Surat ini ditujukan untuk mengingatkan umat
atas pengaruh ajaran sesat pre-Gnostik, dan ajaran filosofi yang keliru yang
menyebutkan bahwa dunia diatur oleh kekuatan-kekuatan spiritual dalam kaitannya
dengan kosmologi. Untuk itu Rasul Paulus menegaskan:
1. Keutamaan Kristus yang mengatasi segala kuasa (1:15-20)2. Misteri Gereja yang dinyatakan dengan kepenuhan hidup di dalam Kristus (1:24: 2:8)
3. Agar umat waspada terhadap ajaran sesat (2:8-4:6)
·
Surat
Rasul Paulus Kepada Jemaat di Efesus
Surat Rasul Paulus kepada jemaat di Efesus,
dituliskan pada saat Rasul Paulus dipenjara di
Roma (sekitar musim semi thn 63). Maksudnya adalah untuk mengajar umat di
Efesus (dan mungkin juga pada umat di Kolose, Laodicea ,
Hierapolis yang
bergantung pada Gereja Efesus). Kota Efesus terkenal dengan dengan praktek
magis dan Okultisme. Rasul Paulus mengajarkan:
1. Rencana keselamatan Tuhan yang dinyatakan melalui Kristus (1:15-3:21)2. Kehidupan baru dalam Kristus yang ditandai dengan kesetiaan hidup dalam Roh Kudus (4:1-6:22)
·
Surat
Rasul Paulus Kepada Jemaat di Ibrani
Surat Rasul Paulus kepada jemaat di Ibrani kemungkinan dituliskan
sekitar tahun 66. Tujuannya adalah untuk mnguatkan semangat umat Kristen Ibrani
yang pada saat itu mengalami ‘kelesuan’ iman. Karena itu sepanjang surat ini menunjukkan
kaitan antara Perjanjian Lama dengan Injil, dan dimaksudkan untuk menguatkan
iman mereka dengan mengarahkan pandangan kepada kemuliaan surga bagi mereka
yang setia beriman kepada Tuhan Yesus.
Beberapa Tradisi Kekristenan
Perdana dalam Surat Paulus
Dalam
buku The New Testament An Introduction, Norman Perrin dan Denniss C. Duling,
mengungkapkan beberapa tradisi dari Jemaat perdana, diantaranya, yaitu: Pemahaman
tentang kematian-kebangkitan Kristus
Hal ini
dikenal melalui istilah-istilah teknis dalam tradisi lisan
(penerima...diterima), dari pola yang formal dan juga frase-frase yang tidak
teratur, seperti: (sebab yang sangat penting telah kusampaikan kepadamu, yaitu
apa yang telah kuterima sendiri). Ialah bahwa Kristus telah mati karena
dosa-dosa kita, sesuai dengan Kitab Suci , dan bahwa Ia telah menampakkan diri
kepada keduabelas murid-Nya.
Pokok besar
terakhir yang dibicarakan Paulus dalam I Korintus 15:3-5 adalah ajaran yang asasi
bagi keKristenan. Menyangkal kebangkitan Kristus dari antara orang mati (15:12)
berarti meniadakan seluruh makna Injil. Demikianlah Paulus mengulangi kenbali
hal-hal yang asasi dari Injil. Ia menunjukkan bagaimana kebenaran kebangkitan
Kristus mewujudkan bagian yang pasti dari Injil itu., dan bahwa kebangkitan
Kristus mencakup kebangkitan orang Kristen (ayat 12-34). Akhirnya
kesukaran-kesukaran tertentu yang timbul
terhadap ajaran itu dipecahkan (ayat 35-58).
Daftar penampakan Tuhan yang sudah bangkit itu adalah pilihan di
sana-sini. Hal ini juga menunjukkan
kecenderungan kepada adanya suatu daftar yang diakui dan dipakai secara luas
(resmi) terntang penyaksi-penyaksi yang dipilih Allah.[4]
Sebuah Tradisi perjamuan bersama Tuhan
dengan pola yang turun-temurun
Perjamuan
merupakan salah satu sakramen yang
dipegang jemaat Kristen sampai masa kini. Perjamuan merupakan sakramen yang biasanya dilakukan
dengan memakai Roti sebagai lambang Tubuh Kristus dan Anggur sebagai lambang
Darah Kristus yang diberikan-Nya untuk menebus dosa manusia. Sakramen ini
merupakan ritual untuk mengenang peristiwa pengorbanan Kristus, dan juga
merupakan ritual terakhir yang dilakukan Yesus bersama murid-murid-Nya sebelum
Ia menghadap kematian-Nya.
Pada zaman
kuno pelaksanaan Perjamuan Kudus dihubungkan dengan perjamuan kasih, meniru
Perjamuan Malam Tuhan yang terakhir. Kesempatan untuk bersekutu semacam itu
sejak smula disambut baik oleh orang Kristen (Kis. 2: 46). Dalam penilaian
Paulus, perkara itu gawat sekali. Paulus lansung membicarakan pokoknya. Ia
menyebut penetapan Perjamuan Kudus (1 Kor. 11: 23). Inilah laporan tertua yang
kita miliki, dan mencakup beberapa corak yang terdapat di lain tempat; bnd Mat.
26:27-29; Mrk 14: 22-25; Luk. 22: 17-20. Kata telah terima dan teruskan, adalah ungkapan-ungkapan yang sering
diterapkan kepada ajaran Kristen yang diberikan secara lisan (bnd Kor.11: 2;
15:3)./ Tapi kata ku yang ditekankan dan kata dari Tuhan menunjuk kepada
adanya suatu penyataan yang khusus kepada Paulus (Gal. 1:12; 2:2). [5]
Upacara yang
dilakukan ini menuntut pendekatan dengan hormat. Ikut serta dengan yang tidak layak (ayat 27),
artinya tanpa pikir, sembrono (bnd ayat 21 dan 29), berati menyangkal maksud
pengorbanan Kristus. Karenanya hal itu berarti mendapat bagian dalam kesalahan
mereka yang bertanggung jawab atas penyaliban, bukan mendapat
keuntungan-keuntungan korban Kristus karena iman.
Dalam
ayat 33 dan 34 diungkapkan tata cara
yang seharusnya dilakukan jemaat
Korintus saat mereka berkumpul untuk makan Perjamuan Kudus. Paulus
menasihati agar jemaat harus menantikan seorang
akan yang lain (bnd ayat 21). Inilah waktu untuk persekutuan. Jika mereka
lupa akan maksud yang sebenarnya dari Perjamuan Kudus itu (bukan untuk
memuaskan kelaparan) tingkah laku mereka mereka yang salah akan dihukum oleh Allah dan oleh teman-teman
mereka.[6]
Kesimpulan
Kekristenan
zaman sekarang banyak mengikuti tradisi-tradisi yang ada dalam jemaat perdana,
yang tercermin dalam surat-surat Paulus. Hal ini terutama dapat kita lihat dari
adanya Perjamuan Kudus yang dilakukan oleh seluruh umat Kristiani secara umum
yang juga menggunakan Roti sebagai lambang Tubuh Kristus dan Anggur sebagai
lambang Darah Kristus untuk mengenang pengorbanan-Nya di atas Kayu Salib
menebus dosa manusia. Selain itu, tercermin juga pada pemahaman jemaat Kristen
mengenai Kristologi.
Daftar Pustaka
Subandrijo,Bambang, Diktat
(bahan kuliah pengantar PB) Paulus dan
Pelayanannya),
2009.
Tafsiran
Alkitab Masa Kini 3 Matius-Wahyu, (Jakarta :Yayasan Komunikasi Bina
Kasih/ OMF),
1976.
http://www.katolisitas.org
Tidak ada komentar:
Posting Komentar