Daniel Sebagai Tokoh Teladan Masa Kini
Abstrak
Sifat dan sikap dari tokoh Daniel dalam kisahnya yang
tertulis dalam kitab Daniel merupakan sesuatu yang patut kita ditiru pada zaman
sekarang ini. Karakteristik dari tokoh Daniel dapat mengilhami kita untuk lebih
mengandalkan Tuhan daripada menyembah ilah-ilah lain yang sekarang ini muncul
dengan berbagai bentuk dan rupa. Ilah-ilah yang semakin mengglobal inilah yang
seringkali membuat kita melupakan Tuhan karena kita terhasut oleh tawaran-tawarannya
yang begitu menggiurkan dan menarik. Oleh karena itu, karakter dari tokoh
Daniel dapat kita jadikan teladan dalam hidup kita untuk memerangai dampak
negatif dari globalisasi.
Pendahuluan
Karakter adalah
sifat-sifat kejiwaan, tabiat, watak, akhlak atau budi pekerti yang membedakan
seseorang dari yang lain[1].
Karakter merupakan suatu proses yang terjadi terus-menerus. Karakter didapat
melalui komitmen dan tekad yang kuat untuk mendisiplinkan diri dalam melakukan
hal-hal yang benar. Karakter membuat kita memilih untuk melakukan yang benar
saat diperhadapkan pada pilihan antara "apa yang ingin kita lakukan"
dan "apa yang seharusnya kita lakukan".
Tokoh Daniel
pada kitab Daniel yang terdapat pada kitab Perjanjian Lama adalah seorang tokoh
Alkitab yang sangat terkenal karena memiliki karakter yang positif yakni taat kepada Tuhan. Daniel digambarkan
sebagai orang Kristen yang taat dan setia kepada Allah dan tidak mau menyembah
ilah-ilah lain. Hal tersebut membuat dia selalu diberkati oleh Allah dan
terbebas dari berbagai bahaya. Tokoh Daniel tahu apa yang ingin ia lakukan dan
tahu apa yang seharusnya ia lakukan karena ia memiliki karakter yang terbentuk
baik atas ketaatannya kepada Allah.
Karakter
dari tokoh Daniel patut kita tiru karena mencerminkan kepercayaan orang Kristen
yang sesungguhnya terhadap Allah. Namun sangat disayangkan, karena pada masa
sekarang ini banyak sekali orang Kristen yang sudah melupakan Tuhan dan
menyembah ilah-ilah modern yang semakin mengglobal seperti kemajuan teknologi,
narkoba, hingga seks bebas. Oleh karena itu, melalui paper ini penulis akan
membahas tentang teladan apa yang dapat ditiru dari karakter tokoh Daniel? Apa
yang dapat membuat kita menjadi taat kepada Allah seperti Daniel? Apa yang melatarbelakangi seseorang untuk
dapat bersikap taat dan setia kepada Tuhan?
Sinopsis
Pada tahun
ketiga pemerintahan raja Yoyakim, datanglah raja Babel yang bernama
Nebukadnezer mengepung Yerusalem. Ia memerintahkan agar membawa beberapa orang
Israel yang berasal dari keturunan raja dan dari kaum bangsawan ke Babel untuk
dijadikan penasehat raja karena orang yang berasal dari keturunan raja dan dari
kaum bangsawan adalah orang yang pintar, cakap, cekatan, penuh hikmat dan
bijaksana. Daniel merupakan keturunan raja Yehuda dan dari kaum bangsawan
sehingga ia dan beberapa pemuda Yehuda lainnya di bawa ke pembuangan Babel.
Daniel dibawa ke pembuangan Babel saat usianya masih muda.
Daniel dan
ketiga temannya yang bernama Hanaya, Misael, dan Azarya dilatih oleh seorang
pemimpin pegawai istana yang bernama Aspenas. Aspenas memberikan mereka nama
Babel yakni Daniel dinamainya Beltsazar, Hanaya dinamainya Sadrakh, Misael
dinamainya Mesakh, dan Azarya dinamainya Abednego. Daniel sangat taat dan setia
kepada Allah, ia tidak memakan makanan dan minuman dari istana melainkan
meminta kepada Aspenas agar diberikan sayuran untuk dimakan dan air untuk
diminum. Oleh karena kesetiannya, Allah sangat mengasihi dia sehingga Allah mengaruniakan
kasih sayang dari pemimpin dan raja-raja yang memimpin pemerintahan dari masa
yang berbeda kepada Daniel.
Daniel mendapat
anugerah dari Allah untuk menafsirkan mimpi. Pada suatu hari, ia menafsirkan
mimpi raja Nebukadnezer. Raja Nebukadnezar bermimpi melihat sebuah patung
tinggi, tegak dan berkilau-kilauan. Kepala patung tersebut terbuat dari emas
tua, dada dan lengannya terbuat dari perak, serta perut dan pinggangnya terbuat
dari tembaga. Namun tiba-tiba saja sebuah batu menimpa patung itu hingga
menjadi remuk, lalu angin menghembuskannya sehingga tidak ada bekas-bekasnya
yang ditemukan. Sementara itu, batu yang menimpa patung itu berubah menjadi
gunung besar yang memenuhi seluruh bumi. Raja Nebukadnezar merasa sangat
penasaran dengan mimpinya tersebut, kemudian ia pun memanggil semua orang-orang
berilmu, ahli jampi, ahli sihir dan para Kasdim yang ada di negerinya untuk
menerangkan mimpinya itu. Akan tetapi, tidak ada satu pun diantara mereka yang
dapat mengartikan dan menafsirkan mimpi raja Nebukadnezar tersebut.
Raja
Nebuadnezer menjadi sangat marah dan memerintahkan agar semua orang bijaksana
yang ada di Babel dibunuh tanpa terkecuali, termasuk Daniel dan ketiga
teman-temannya. Namun Daniel memberanikan diri untuk menghadap raja Nebukadnezer
dan mengartikan mimpinya tersebut. Menurut Daniel, makna dari mimpi raja
Nebukadnezar adalah kemunculan kerajaan-kerajaan lainnya yang sangat berkuasa setelah
pemerintahan raja Nebukadnezar. Akan tetapi, kelak pada zaman raja-raja, Allah
semesta langit akan mendirikan suatu kerajaan yang tidak akan binasa sampai
selama-lamanya dan kekuasaan tidak akan beralih lagi kepada bangsa lain:
kerajaan itu akan meremukkan segala kerajaan dan menghabisinya, tetapi kerajaan
itu sendiri akan tetap untuk selama-lamanya. Mendengar hal tersebut, raja
Nebukadnezar menjadi takluk kepada Daniel. Ia menghargai kehebatan Daniel,
dengan menganugerahinya pemberian yang besar dan menjadikan Daniel sebagai
penguasa atas seluruh wilayah di Babel.
Tidak lama
setelah itu, raja Nebukadnezar membuat sebuah patung emas yang sangat besar dan
tinggi. Ia memerintahkan seluruh orang di wilayah Babel untuk menyembah patung
tersebut. Selain itu, ia juga mengancam akan mencampakkan setiap orang yang
tidak menyembah patung tersebut ke dalam perapian yang menyala-nyala. Oleh
karena itu, seluruh orang yang mendengar titah raja Nebukadnezar menjadi sangat
takut hingga mereka bersedia untuk menyembah patung emas tersebut, namun
ternyata ada beberapa orang yang tidak bersedia untuk menyembah patung itu.
Sadrakh, Mesakh dan Abednego tidak mau menyembah patung tersebut, karena mereka
hanya mau menyembah Tuhan. Ketika mengetahui hal tersebut, raja Nebukadnezar
menjadi sangat marah, lalu ia pun memerintahkan para tentaranya untuk
mencampakkan Sadrakh, Mesakh dan Abednego ke dalam perapian yang sangat panas. Akan
tetapi, mereka tetap sangat setia kepada agama Yahudi dan identitas budaya
mereka bahkan mereka rela mati martir demi tetap menyembah Allah. Oleh karena itu, Allah menyertai dan
melindungi mereka bertiga sehingga tidak ada satupun diantara mereka yang
terluka. Raja Nebukadnezar menjadi sangat takjub ketika melihat hal tersebut,
lalu ia pun memuji kebesaran Allah orang Israel dan memberikan mereka kedudukan
yang tinggi untuk menguasai wilayah Babel.
Daniel menjadi
terkenal selama periode ini untuk kesalehan, dan ketaatannya terhadap Taurat (Daniel
1:8-16) sehingga ia mendapat kepercayaan dari orang-orang yang di atasnya. Pada
akhir tiga tahun disiplin dan pelatihan di sekolah-sekolah kerajaan, Daniel
dibedakan atas pengetahuan dan kemahiran dalam praktek-praktek kafir pada
zamannya, dan dibawa keluar ke kehidupan publik. Daniel dapat menafsirkan
mimpi-mimpi raja Nebukadnezar sebelum akhirnya raja Nebukadnezer berperilaku seperti
binatang dan kemudian sembuh dan kembali pada kondisinya semula. Setelah ia
sembuh, ia memuliakan nama Allah.
Bertahun-tahun
kemudian, ketika ia sudah tua, raja Belsyazar yang merupakan putra dari raja
Nebukadnezer mengadakan sebuah pesta besar. Semua orang yang hadir disuguhi
anggur hingga mabuk, bahkan selir Belsyazar meminum anggur dari gelas upacara
Yahudi kerajaan Bait Allah yang di bawa ayahnya dari Yerusalem. Pada saat pesta
sedang berlangsung, raja Belsyazar meminta setiap orang yang bijaksana untuk
mengartikan tulisan yang dilihatnya di dinding istana. Atas usul permaisuri
raja tersebut, Daniel menafsirkan misterius tulisan tangan di dinding. Daniel diberikan
penghargaan dengan mengenakan jubah ungu dan diberikan pangkat yang tinggi atas
keberhasilannya membaca tulisan tangan itu yang menyatakan bahwa raja akan
dibunuh oleh anaknya pada malam itu juga.
Setelah Persia menaklukan
Babel, Daniel diberi kepercayaan sebagai pejabat tinggi kerajaan untuk memimpin
kerajaan di bawah pimpinan raja Darius
orang Media yang merupakan anak dari Ahasyweros. Jabatan yang diperoleh Daniel
di kerajaan membuat dia memiliki kekuasaan untuk mengurus semua tawanan yang
merupakan orang Yahudi. Namun banyak pejabat yang membencinya dan berusaha
menjatuhkannya dari jabatannya dengan memfitnahnya hingga akhirnya ia harus
masuk goa singa. Ia diselamatkan Allah oleh karena imannya kepada Allah yang
begitu besar. Daniel juga masih mendapat pengelihatan-pengelihatan apokaliptis
karena Allah mengasihinya.
Akhirnya pada tahun ketiga
pemerintahan raja Koresy yakni raja orang Persia, ia berhasil membawa
kebahagiaan bagi bangsanya karena tanah mereka dikembalikan. Namun demikian, ia
tidak kembali bersama bangsa Yahudi yang selama ini menjadi tawanan, melainkan
menetap di Babel hingga wafatnya.
Analisis Masalah
Kitab Daniel
adalah kitab ke 27 dalam kitab Perjanjian Lama. Kitab Daniel adalah sebuah
kitab yang berisi narasi tentang kehidupan Daniel itu sendiri, namun bukan
berarti dialah yang menulis kitab itu. Daniel adalah tokoh utama dalam kitab
Daniel[2].
Daniel adalah seorang pemuda yang berasal dari Israel. Daniel dibawa bersama
raja Yoyakim dari Yehuda ke Babel pada waktu masa pembuangan Babel pada zaman Persia
(sekitar abad ke-4 sM). Daniel dan ketiga temannya yang bernama Hananya,
Misael, dan Azarya dilatih di bawah kewenangan Ashpenaz di Babel. Mereka
dilatih khusus selama tiga tahun untuk melayani raja untuk menjadi penasehat
raja dengan kebijaksanaan dan hikmat yang mereka miliki. Ketiga temannya
tersebut adalah bangsawan muda Yahudi sama seperti dirinya yang juga keturunan
raja dan dari kaum bangsawan.
Karya sastra yang bersifat narasi seperti
kitab Daniel memiliki banyak tokoh didalamnya. Penokohan dapat dibedakan atas
tokoh pipih dan tokoh bulat[3]. Tokoh
Hananya, Misael, dan Azarya pada kisah Daniel ini memiliki karakteristik
penokohan yang sama dengan Daniel. Mereka dapat digolongkan sebagai tokoh yang
pipih karena karakteristik tokoh yang mereka perankan tidak mengalami perubahan.
Artinya, sifat dan sikap mereka yang tetap taat dan setia kepada Allah tidak
berubah meski telah banyak dipengaruhi oleh faktor lingkungan mereka. Mereka
tetap tidak mau ikut menyembah berhala seperti masyarakat Babel lainnya meskipun
mereka hidup ditengah masyarakat yang menyembah ilah-ilah lain selain Allah (Daniel
3). Sementara itu, tokoh Nebukadnezer adalah tokoh yang bulat karena dia
mengalami perubahan. Nebukadnezer adalah seorang raja Babel yang menyembah
patung berhala namun pada akhirnya dia bertobat dan kemudian berbalik menyembah
dan memuliakan nama Allah setelah mengalami mimpi yang menjadi nyata. Hal ini
terlihat dari reaksi raja yang berupa pengakuan kepercayaan kepada Allah Daniel
(Dan. 2:47; 4:34; 6:27).
Beberapa tokoh
seperti Aspenas, raja Belsyazar, raja Darius, dan raja Koresy hanya dianggap sebagai
tokoh pembantu saja. Mereka tidak memiliki kisah dan karakteristik yang
menunjukkan bahwa mereka itu termasuk tokoh pipih atau tokoh bulat. Daniel yang
dianggap memiliki tokoh pipih memiliki karakteristik yang patut kita tiru.
Berikut adalah karakter dari Daniel yang menjadi kunci keberhasilannya, yakni:
1.
Mempunyai integritas
Daniel adalah seorang yang mempunyai
prinsip yang kuat dalam hidupnya dan tidak pernah mau kompromi terhadap dosa. Dia
tidak memakan makanan dan minuman raja yang disediakan baginya (Daniel 1: 8),
dia menolak menyembah patung yang dibuat oleh raja Nebukadnezar (Daniel 3), dan
dia juga menolak hadiah dari raja Belsyazar (Daniel 5: 17).
2.
Suka berdoa
Daniel dapat menafsirkan dan mengartikan
mimpi raja Nebukadnezer karena Daniel sangat peka terhadap suara Tuhan. Tuhan
memberi tahu mimpi dan arti mimpi tersebut kepada Daniel melalui doa sebelum
seorang pun mengetahui mimpi tersebut. Kepekaan Daniel terhadap suara Tuhan
adalah dikarenakan dia sering berdoa. Daniel berlutut, berdoa serta memuji
Tuhan sebanyak tiga kali sehari (Daniel 6: 11).
3.
Mempunyai iman
Dalam hidupnya telah terbukti bahwa Daniel
adalah seorang yang mempunyai iman yang luar biasa. Salah satu contohnya adalah
pada saat dia menolak memakan makanan dan meminum minuman istana, karena dengan
imannya dia percaya bahwa meskipun hanya dengan makan sayur dan minum air saja
dia akan tetap menjadi sehat. Walaupun secara ilmiah hal ini tidak mungkin,
tetapi oleh karena iman Daniel mujizat-pun terjadi (Daniel 1:15).
4.
Dapat dipercaya
Daniel adalah salah satu dari pejabat
tinggi dikerajaan orang Kasdim yang berada di bawah pimpinan raja Darius, anak
Ahasyweros yang merupakan keturunan orang Median. Raja Darius berkenan mengangkat
120 wakil-wakil raja atas kerajaannya, lalu untuk membawahi mereka semua
diangkat pula 3 pejabat tinggi, dan Daniel adalah salah satu dari ketiga orang
itu. Daniel diberi kepercayaan untuk memimpin bahkan melebihi para pejabat
tinggi dan para wakil raja itu, karena ia mempunyai roh yang luar biasa. Raja
Darius bermaksud untuk menempatkan dia atas seluruh kerajaannya. Hal ini
membuktikan bahwa Raja Darius memercayai Daniel untuk memegang suatu jabatan
tertinggi dalam kerajaannya dan jelas juga terlihat bahwa Raja Darius
bersahabat dengan Daniel karena dia dapat dipercaya dan dapat diandalkan.
5.
Setia
Daniel hidup diantara orang-orang yang
menyembah patung berhala, namun dia tetap setia kepada Allah dan tidak pernah
mau menyembah patung berhala tersebut. Daniel tetap berdoa sebanyak tiga kali
sehari meskipun bangsa Babel dan bangsa Median menyembah berhala, bahkan dia
berdoa dengan cara sembunyi-sembunyi agar tidak ketahuan oleh orang Median yang
membuat larangan untuk menyembah ilah lain selain patung berhala.
6.
Mengenal dan mengasihi Allahnya
Daniel tetap menyempatkan diri untuk
berdoa kepada Allah meskipun dia dilarang untuk menyembah Allah. Daniel mengadu
kepada Allah saat pejabat-pejabat tinggi lainnya iri padanya dan hendak
menjatuhkannya dari posisinya. Daniel lebih mengandalkan Allah daripada raja
Darius.
7.
Penuh kasih Allah
Daniel adalah orang yang penuh kasih dan
mau mengampuni. Dia tidak pernah dendam kepada siapapun meskipun orang itu
pernah menyakitinya. Sifat dan sikap Daniel yang seperti ini merupakan gambaran
dari Allah yang penuh kasih kepada kita meski sering kali kita meninggalkan
Allah dan berpaling kepada ilah-ilah lain dan menyakiti hati Allah.
8.
Tegas
Daniel adalah seorang pemimpin yang tegas.
Dia juga tidak takut kepada siapapun jika dia tidak salah, sekalipun kepada
raja. Daniel menjawab raja Darius dengan lantang saat raja Darius menanyakan
kesanggupan Allah Daniel untuk menyelamatkannya dari goa singa. Dia menjawab
raja Darius dengan tegas dan tanpa ada keraguan karena dia yakin bahwa Allah akan
menolongnya.
9.
Bijaksana dan penuh hikmat
Daniel adalah seorang pemuda yang
berperawakan baik dan memahami berbagai-bagai hikmat, berpengetahuan, cakap dan
berilmu. Oleh karena itu, Daniel dijadikan penasehat raja Nebukadnezer dan
menjadi pemimpin di kerajaan orang Kasdim yang dipimpin oleh raja Darius.
Daniel sangat bijaksana dalam memimpin dan penuh dengan hikmat dari Allah
sehingga dia dapat menyimpulkan arti dari mimpi raja Nebukadnezer itu dengan
baik.
Tokoh Daniel
yang kita kenal melalui kisah Daniel merupakan tokoh protagonis, yakni tokoh
utama dalam suatu karya sastra[4].
Kisah Daniel menggambarkan tokoh Daniel, Sadrakh, Mesakh, dan Abednego sebagai
tokoh yang menampilkan karakter yang positif. Daniel sebagai tokoh protagonis digambarkan
memiliki karakter sebagai pemuda yang baik, cakap dan taat kepada Allah,
sedangkan raja Nebukadnezer digambarkan sebagai tokoh yang Antagonis, yakni
tokoh yang menentang tokoh utama[5].
Hal ini terlihat dari pemaksaannya kepada seluruh bangsa Babel untuk menyembah
patung emas yang telah dibuatnya. Ia memaksa seluruh bangsa Babel termasuk kaum
jarahan yang dibawanya dari Yerusalem seperti Daniel dan ketiga temannya (Dan.
2)
Tokoh Daniel ini
seharusnya dapat kita teladani dalam hidup kita, namun seringkali kita tidak
meneladaninya. Daniel yang taat dan setia kepada Allah seharusnya dapat kita
jadikan contoh agar kita juga dapat menjadi taat dan setia kepada Allah sama
seperti Daniel meskipun kita hidup di tengah era globalisasi ini. Dunia ini semakin
maju karena dipengaruhi oleh era globalisasi yang menawarkan berbagai hal
duniawi yang menarik. Hasil dari globalisasi tersebut dapat mempengaruhi cara
hidup dan prinsip seseorang. Akibat perkembangan globalisasi itu, seringkali kita
menjadi lupa kepada Allah. Kita menjadi tidak sempat berdoa karena asyik facebook-an, anak-anak malas beribadah
ke gereja karena menonton film kartun anak di televisi, banyak ibu rumah tangga
yang lupa memasak dan mengurus urusan rumah tangga karena mereka sibuk
menggosipkan artis yang sekarang ini asyik kawin-cerai.
Pengaruh
globalisasi tidak hanya sebatas membuat orang malas beribadah hingga akhirnya
melupakan Allah, tapi juga dapat menimbulkan dosa. Video porno, foto-foto
bugil, dan gambar alat vital yang kian marak beredar di internet sekarang ini
juga merupakan wujud dari perkembangan iptek di era globalisasi. Banyak
perempuan muda yang dipekerjakan sebagai pekerja seks komersial, banyak pemuda
dan pemudi yang dihasut untuk beradegan mesum dan kemudian dijadikan video
porno, ada pula pemuda yang rela menjual pacarnya kepada seorang germo hanya
demi uang, ada juga remaja yang mengalami penyimpangan seksual dengan menyukai
sesama jenis, bahkan di zaman sekarang ini orang tuapun tega memperkosa dan
menjual anaknya sendiri.
Manusia yang hidup di era globalisasi sekarang
ini semakin tidak beradab, berbeda dengan tokoh Daniel dan ketiga temannya.
Tokoh Daniel yang sangat sulit tergoda akan dosa memiliki karakter yang sangat
bertolak belakang dengan kita yang hidup ditengah perkembangan dunia. Daniel
digambarkan sebagai pemuda yang baru beranjak dewasa pada kisahnya tersebut.
Dia tidak mudah terpengaruh oleh godaan meski saat di bawa ke pembuangan Babel
ia masih berumur 15 tahun[6]. Dia
bukan hanya bijaksana dan penuh hikmat, tetapi ia juga membuat berhasil raja
Nebukadnezer tidak menyembah patung lagi, melainkan menyembah Allah.
Perbedaan akan
terlihat sangat kontras bila Daniel dibandingkan dengan anak muda zaman
sekarang ini. Pemuda dan pemudi yang tumbuh di tengah globalisasi rentan
terhadap godaan. Mereka tidak dapat menahan hasrat mereka untuk tidak berbuat
dosa karena mereka tidak memiliki iman seperti Daniel. Seharusnya, semua orang
belajar dari tokoh Daniel yang memiliki karakter pipih yang positif.
Nama Daniel memiliki
arti yang sangat indah, yakni “Hakimku adalah Allah”[7],
namun nama Daniel dan juga nama ketiga temannya diganti oleh pemimpin pegawai
istana yang sangat menyayanginya menjadi Beltsazar, Sadrakh, Mesakh, dan
Abednego. Nama mereka diganti agar bangsa Babel mudah memanggil nama mereka karena
sesuai dengan nama kebanyakan orang di kerajaan Babel. Selain itu, penggantian
nama tokoh tersebut juga dapat bertujuan untuk memutuskan ikatan mereka dengan
negeri asal mereka dan mengidentifikasikan mereka dengan kebudayaan dan orang
disekitar mereka di Babel[8]. Meskipun
tokoh Daniel mendapat nama Babel, karakter Daniel tetap tidak berubah. Dia
tidak mau menjadi sama dengan bangsa Babel yang menyembah berhala dan memakan
daging yang dilarang untuk dimakan oleh orang Yahudi seperti daging kuda dan
babi (Imamat 11).
Kita yang hidup
di era globalisasi ini sering kali terbawa arus perkembangan zaman. Kita boleh
saja mengikuti perkembangan zaman, sama seperti Daniel yang beradaptasi dengan
lingkungan yang memberinya nama Babel. Namun demikian kita tidak boleh
terpengaruh oleh perkembangan zaman yang tidak baik. Kita boleh saja mengikuti
perkembangan zaman, namun dalam proses adaptasi kita dengan globalisasi dunia
ini, kita tidak boleh mengikuti yang tidak baik dan menjadi sama seperti dunia
ini. Kita harus dapat menahan diri dan menghindari dosa sama seperti Daniel
yang tidak memakan makanan raja karena menganggap itu sebagai sebuah kenajisan
(Yeh. 4: 13; Hos. 9: 3, 4).
Perbedaan karakter
antara tokoh Daniel yang hidup pada masa pembuangan Babel dengan kita yang hidup
di tengah peradaban modern sekarang ini sangat terlihat jelas. Berbeda dengan
kita yang seringkali menjadi sama dengan dunia ini. Kita mengikuti perkembangan
zaman globalisasi ini ke arah yang tidak baik. Anak muda menjadi rajin
mengakses internet hanya untuk melihat video porno terbaru, semakin banyak
germo yang memperluas wilayah trafikingnya dan memperkerjakan anak-anak di
bawah umur sebagai pekerja seks, kita semakin malas membawa Alkitab karena
sudah memiliki Bible-mobile, malas
berangkat ke gereja karena sudah ada DVD kumpulan khotbah yang dijual dipasaran
yang dapat ditonton kapan saja bila sempat, bahkan kita sudah semakin malas
untuk berdoa dan memulikan nama Allah seperti yang dilakukan oleh Daniel karena
banyak tempat menarik yang ingin kita kunjungi, misanya seperti klub malam,
diskotik bahkan hotel mewah yang menawarkan fasilitas ‘tambahan’. Daniel berdoa
dan memuliakan nama Allah sebanyak tiga kali sehari, berbeda dengan kita yang
hidup di era globalisasi ini. Jangankan untuk berdoa tiga kali sehari, dapat berdoa sekali dalam sehari saja
terkadang sudah syukur karena kita terlalu sibuk dengan kesibukan kita.
Penutup
Daniel selalu
mengandalkan Allah dalam segala hal. Pada saat ia ingin menafsirkan mimpi dan mengalami
kesulitan, ia tetap mengandalkan Tuhan. Bahkan saat memperoleh sukacita
sekalipun ia tetap memuliakan nama Allah. ia tidak tergoda pada kenikmataan
sesaat yang ditawarkan kepadanya. Tokoh Daniel ini dapat kita jadikan sebagai
teladan kita dalam menjalani kehidupan kita di era globalisasi ini. Kemajuan
perkembangan iptek adalah hal yang baik namun akan menjadi sesuatu yang negatif
bila kita tidak bijaksana dalam memilah milih perkembangan yang bagaimana yang
hendak kita ikuti. Kita boleh saja mengikuti perkembangan zaman namun hendaknya
kita jangan menjadi sama seperti dunia ini yang semakin tidak beradab dan tidak
bermoral karena semakin jauh dengan Tuhan. Bila kita jauh dari Tuhan maka kita
tidak akan dapat lagi mendengar suara Tuhan dan mengerti akan kehendak-Nya
sehingga kita tidak dapat lagi menaati Dia. Jauh dari Tuhan berarti jauh dari
keselamatan dan beroleh kesukaran dalam hidup. Oleh karena itu, hendaklah kita
dapat belajar dari tokoh Daniel dan menjadikannya sebagai teladan hidup kita
pada masa sekarang ini.
Daftar Pustaka
Blommendaal, J. Pengantar Kepada Perjanjian Lama.
Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2000.
Catatan kuliah Bahasa Indonesia II
oleh Dr. Lucy Montolalu.
Lasor W. S., dkk; Pengantar
Perjanjian Lama 2. Jakarta: BPK Gunung Mulia, 1994.
Lembaga Biblika Indonesia. Tafsir Alkitab Perjanjian Lama. Yogyakarta: Kanisius,
2002.
Newell, Lynne. Tafsiran
Kitab Daniel. Malang: Departemen Literatur Seminari Alkitab Asia
Tenggara, 1996.
Siahaan, S. M. & Robert M. Paterson. Tafsiran Alkitab Kitab Daniel. Jakarta: BPK Gunung
Mulia, 2007.
Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa. Kamus
Besar
Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka, 1994.
kedua, (Jakarta: Balai Pustaka, 1994).
[2] S. M. Siahaan dan Robert M. Paterson, Tafsiran Alkitab Kitab Danie, (Jakarta:
BPK Gunung Mulia, 2007), hal. 14.
[3] Catatan
kuliah Bahasa Indonesia II oleh Dr.
Lucy Montolalu.
[4] Tim
Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia edisi
kedua, (Jakarta: Balai Pustaka, 1994).
[5] ibid.
[6] Lynne
Newell, Tafsiran Kitab Daniel, (Malang:
Departemen Literatur Seminari Alkitab Asia Tenggara, 1996),
hal. 64.
[7] Ensiklopedi Alkitab Masa Kini, (Jakarta:
Yayasan Komunikasi Bina Kasih/ OMF, 2000), hal. 233.
[8] Lynne
Newell, op. cit, hal. 69.
Luar biasa.. terima kasih atas postingannya yang sangat membantu saya untuk berkomitmen menjadi anak Tuhan yang taat dan setia. semoga penulis makin bertumbuh dan diberkati di dalam Tuhan, amin. semangat!
BalasHapusTerima kasih untuk komentarnya, Rachel.
HapusSaya sangat senang jika postingan saya ini dapat membantu Rachel.
Semoga Rachel Hosana semakin terberkati lewat postingan saya ini.
Please check my another blog.
GOBLOG: Muse for Kids www.sendawakumasihrasapisang.com
God Bless You
:)
I love this posting thank you and god bless :)
BalasHapus@wilsacacayohana
Terima kasih juga untuk komentarnya, Wilsa.
BalasHapusSemoga Wilsa Yohana semakin terberkati lewat postingan saya ini.
Please check my another blog.
GOBLOG: Muse for Kids www.sendawakumasihrasapisang.com
God Bless You too, Wilsa
:)
dengan adanya penjelasan dalam blog ini saya semakin merasa bahwa masa muda saya sia-sia jika hidup tanpa ada berkat dan kuasa TUHAN ...
BalasHapusDalam bahasan ini,saya sangat termotivasi dan semakin bertumbuh dalam Iman yang diajarkan Kristus Yesus kepadaku.
BalasHapusMelalui kisah kehidupan Daniel ini,maju terus,pantang mundur untuk menggali kebenaran dalam alkitab demi menumbuhkembangkan inspirasi dan iman orang lain dalam Tuhan kita Yesus Kristus..
God Bless You☺
:)
BalasHapusAnda Jago Memprediksi Angka Togel ? Punya Mimpi Keberuntungan yang Tepat ? Tapi Bingung Cari Bandar Togel Yang Aman dan Terpercaya ?
BalasHapusMari Bergabung Bersama Kami di suksestoto,com , Kami Salah Satu Bandar Togel online Terbesar yang sudah lama bergerak di bidangnya,dengan 8 Pasaran Negara Yang bisa anda pilih,
-MUMBAI
-SYDNEY
-CEBU
-SINGAPORE
-KYOTO
-BALI
-IBIZA
-HONGKONG
Untuk Anda Member yang baru bergabung!kami memberikan Promo Khusus yaitu :
-Bonus New Member 10rb untuk deposit pertama kali 50rb
Promo Untuk Member Lama dan Member Baru :
-Bonus Komisi 2% untuk anda yang mengajak Teman bermain.
-Bonus Diskon Besar Besaran :
*4D Diskon - 66% Hadiah 1.000 = 3.000.000 ( 1:3000 )
*3D Diskon - 59% Hadiah 1.000 = 400.000 ( 1:400 )
*2D Diskon - 29% Hadiah 1.000 = 70.000 ( 1:70 )
-Bonus Jackpot Mingguan sebesar 2%
Mari Pasang Angka dan Mimpi Keberuntungan Anda di SUKSES4D,dan raih JP nya,Salam dari SUKSES4D
goblok haahaha
BalasHapusgoblok haahaha
BalasHapusBego
BalasHapuskkomen yang baik aja ya?
BalasHapusEh kok gk ada
BalasHapus