Selasa, 01 Mei 2012

Daniel Sebagai Tokoh Teladan Masa Kini


Daniel Sebagai Tokoh Teladan Masa Kini

Abstrak
            Sifat dan sikap dari tokoh Daniel dalam kisahnya yang tertulis dalam kitab Daniel merupakan sesuatu yang patut kita ditiru pada zaman sekarang ini. Karakteristik dari tokoh Daniel dapat mengilhami kita untuk lebih mengandalkan Tuhan daripada menyembah ilah-ilah lain yang sekarang ini muncul dengan berbagai bentuk dan rupa. Ilah-ilah yang semakin mengglobal inilah yang seringkali membuat kita melupakan Tuhan karena kita terhasut oleh tawaran-tawarannya yang begitu menggiurkan dan menarik. Oleh karena itu, karakter dari tokoh Daniel dapat kita jadikan teladan dalam hidup kita untuk memerangai dampak negatif dari globalisasi.

Pendahuluan
Karakter adalah sifat-sifat kejiwaan, tabiat, watak, akhlak atau budi pekerti yang membedakan seseorang dari yang lain[1]. Karakter merupakan suatu proses yang terjadi terus-menerus. Karakter didapat melalui komitmen dan tekad yang kuat untuk mendisiplinkan diri dalam melakukan hal-hal yang benar. Karakter membuat kita memilih untuk melakukan yang benar saat diperhadapkan pada pilihan antara "apa yang ingin kita lakukan" dan "apa yang seharusnya kita lakukan".
Tokoh Daniel pada kitab Daniel yang terdapat pada kitab Perjanjian Lama adalah seorang tokoh Alkitab yang sangat terkenal karena memiliki karakter yang positif  yakni taat kepada Tuhan. Daniel digambarkan sebagai orang Kristen yang taat dan setia kepada Allah dan tidak mau menyembah ilah-ilah lain. Hal tersebut membuat dia selalu diberkati oleh Allah dan terbebas dari berbagai bahaya. Tokoh Daniel tahu apa yang ingin ia lakukan dan tahu apa yang seharusnya ia lakukan karena ia memiliki karakter yang terbentuk baik atas ketaatannya kepada Allah.
            Karakter dari tokoh Daniel patut kita tiru karena mencerminkan kepercayaan orang Kristen yang sesungguhnya terhadap Allah. Namun sangat disayangkan, karena pada masa sekarang ini banyak sekali orang Kristen yang sudah melupakan Tuhan dan menyembah ilah-ilah modern yang semakin mengglobal seperti kemajuan teknologi, narkoba, hingga seks bebas. Oleh karena itu, melalui paper ini penulis akan membahas tentang teladan apa yang dapat ditiru dari karakter tokoh Daniel? Apa yang dapat membuat kita menjadi taat kepada Allah seperti Daniel? Apa yang melatarbelakangi seseorang untuk dapat bersikap taat dan setia kepada Tuhan?

Sinopsis
Pada tahun ketiga pemerintahan raja Yoyakim, datanglah raja Babel yang bernama Nebukadnezer mengepung Yerusalem. Ia memerintahkan agar membawa beberapa orang Israel yang berasal dari keturunan raja dan dari kaum bangsawan ke Babel untuk dijadikan penasehat raja karena orang yang berasal dari keturunan raja dan dari kaum bangsawan adalah orang yang pintar, cakap, cekatan, penuh hikmat dan bijaksana. Daniel merupakan keturunan raja Yehuda dan dari kaum bangsawan sehingga ia dan beberapa pemuda Yehuda lainnya di bawa ke pembuangan Babel. Daniel dibawa ke pembuangan Babel saat usianya masih muda.
Daniel dan ketiga temannya yang bernama Hanaya, Misael, dan Azarya dilatih oleh seorang pemimpin pegawai istana yang bernama Aspenas. Aspenas memberikan mereka nama Babel yakni Daniel dinamainya Beltsazar, Hanaya dinamainya Sadrakh, Misael dinamainya Mesakh, dan Azarya dinamainya Abednego. Daniel sangat taat dan setia kepada Allah, ia tidak memakan makanan dan minuman dari istana melainkan meminta kepada Aspenas agar diberikan sayuran untuk dimakan dan air untuk diminum. Oleh karena kesetiannya, Allah sangat mengasihi dia sehingga Allah mengaruniakan kasih sayang dari pemimpin dan raja-raja yang memimpin pemerintahan dari masa yang berbeda kepada Daniel.
Daniel mendapat anugerah dari Allah untuk menafsirkan mimpi. Pada suatu hari, ia menafsirkan mimpi raja Nebukadnezer. Raja Nebukadnezar bermimpi melihat sebuah patung tinggi, tegak dan berkilau-kilauan. Kepala patung tersebut terbuat dari emas tua, dada dan lengannya terbuat dari perak, serta perut dan pinggangnya terbuat dari tembaga. Namun tiba-tiba saja sebuah batu menimpa patung itu hingga menjadi remuk, lalu angin menghembuskannya sehingga tidak ada bekas-bekasnya yang ditemukan. Sementara itu, batu yang menimpa patung itu berubah menjadi gunung besar yang memenuhi seluruh bumi. Raja Nebukadnezar merasa sangat penasaran dengan mimpinya tersebut, kemudian ia pun memanggil semua orang-orang berilmu, ahli jampi, ahli sihir dan para Kasdim yang ada di negerinya untuk menerangkan mimpinya itu. Akan tetapi, tidak ada satu pun diantara mereka yang dapat mengartikan dan menafsirkan mimpi raja Nebukadnezar tersebut.
Raja Nebuadnezer menjadi sangat marah dan memerintahkan agar semua orang bijaksana yang ada di Babel dibunuh tanpa terkecuali, termasuk Daniel dan ketiga teman-temannya. Namun Daniel memberanikan diri untuk menghadap raja Nebukadnezer dan mengartikan mimpinya tersebut. Menurut Daniel, makna dari mimpi raja Nebukadnezar adalah kemunculan kerajaan-kerajaan lainnya yang sangat berkuasa setelah pemerintahan raja Nebukadnezar. Akan tetapi, kelak pada zaman raja-raja, Allah semesta langit akan mendirikan suatu kerajaan yang tidak akan binasa sampai selama-lamanya dan kekuasaan tidak akan beralih lagi kepada bangsa lain: kerajaan itu akan meremukkan segala kerajaan dan menghabisinya, tetapi kerajaan itu sendiri akan tetap untuk selama-lamanya. Mendengar hal tersebut, raja Nebukadnezar menjadi takluk kepada Daniel. Ia menghargai kehebatan Daniel, dengan menganugerahinya pemberian yang besar dan menjadikan Daniel sebagai penguasa atas seluruh wilayah di Babel.
Tidak lama setelah itu, raja Nebukadnezar membuat sebuah patung emas yang sangat besar dan tinggi. Ia memerintahkan seluruh orang di wilayah Babel untuk menyembah patung tersebut. Selain itu, ia juga mengancam akan mencampakkan setiap orang yang tidak menyembah patung tersebut ke dalam perapian yang menyala-nyala. Oleh karena itu, seluruh orang yang mendengar titah raja Nebukadnezar menjadi sangat takut hingga mereka bersedia untuk menyembah patung emas tersebut, namun ternyata ada beberapa orang yang tidak bersedia untuk menyembah patung itu. Sadrakh, Mesakh dan Abednego tidak mau menyembah patung tersebut, karena mereka hanya mau menyembah Tuhan. Ketika mengetahui hal tersebut, raja Nebukadnezar menjadi sangat marah, lalu ia pun memerintahkan para tentaranya untuk mencampakkan Sadrakh, Mesakh dan Abednego ke dalam perapian yang sangat panas. Akan tetapi, mereka tetap sangat setia kepada agama Yahudi dan identitas budaya mereka bahkan mereka rela mati martir demi tetap menyembah Allah.  Oleh karena itu, Allah menyertai dan melindungi mereka bertiga sehingga tidak ada satupun diantara mereka yang terluka. Raja Nebukadnezar menjadi sangat takjub ketika melihat hal tersebut, lalu ia pun memuji kebesaran Allah orang Israel dan memberikan mereka kedudukan yang tinggi untuk menguasai wilayah Babel.
Daniel menjadi terkenal selama periode ini untuk kesalehan, dan ketaatannya terhadap Taurat (Daniel 1:8-16) sehingga ia mendapat kepercayaan dari orang-orang yang di atasnya. Pada akhir tiga tahun disiplin dan pelatihan di sekolah-sekolah kerajaan, Daniel dibedakan atas pengetahuan dan kemahiran dalam praktek-praktek kafir pada zamannya, dan dibawa keluar ke kehidupan publik. Daniel dapat menafsirkan mimpi-mimpi raja Nebukadnezar sebelum akhirnya raja Nebukadnezer berperilaku seperti binatang dan kemudian sembuh dan kembali pada kondisinya semula. Setelah ia sembuh, ia memuliakan nama Allah.
Bertahun-tahun kemudian, ketika ia sudah tua, raja Belsyazar yang merupakan putra dari raja Nebukadnezer mengadakan sebuah pesta besar. Semua orang yang hadir disuguhi anggur hingga mabuk, bahkan selir Belsyazar meminum anggur dari gelas upacara Yahudi kerajaan Bait Allah yang di bawa ayahnya dari Yerusalem. Pada saat pesta sedang berlangsung, raja Belsyazar meminta setiap orang yang bijaksana untuk mengartikan tulisan yang dilihatnya di dinding istana. Atas usul permaisuri raja tersebut, Daniel menafsirkan misterius tulisan tangan di dinding. Daniel diberikan penghargaan dengan mengenakan jubah ungu dan diberikan pangkat yang tinggi atas keberhasilannya membaca tulisan tangan itu yang menyatakan bahwa raja akan dibunuh oleh anaknya pada malam itu juga.
Setelah Persia menaklukan Babel, Daniel diberi kepercayaan sebagai pejabat tinggi kerajaan untuk memimpin kerajaan di bawah pimpinan raja  Darius orang Media yang merupakan anak dari Ahasyweros. Jabatan yang diperoleh Daniel di kerajaan membuat dia memiliki kekuasaan untuk mengurus semua tawanan yang merupakan orang Yahudi. Namun banyak pejabat yang membencinya dan berusaha menjatuhkannya dari jabatannya dengan memfitnahnya hingga akhirnya ia harus masuk goa singa. Ia diselamatkan Allah oleh karena imannya kepada Allah yang begitu besar. Daniel juga masih mendapat pengelihatan-pengelihatan apokaliptis karena Allah mengasihinya.
Akhirnya pada tahun ketiga pemerintahan raja Koresy yakni raja orang Persia, ia berhasil membawa kebahagiaan bagi bangsanya karena tanah mereka dikembalikan. Namun demikian, ia tidak kembali bersama bangsa Yahudi yang selama ini menjadi tawanan, melainkan menetap di Babel hingga wafatnya.
Analisis Masalah
Kitab Daniel adalah kitab ke 27 dalam kitab Perjanjian Lama. Kitab Daniel adalah sebuah kitab yang berisi narasi tentang kehidupan Daniel itu sendiri, namun bukan berarti dialah yang menulis kitab itu. Daniel adalah tokoh utama dalam kitab Daniel[2]. Daniel adalah seorang pemuda yang berasal dari Israel. Daniel dibawa bersama raja Yoyakim dari Yehuda ke Babel pada waktu masa pembuangan Babel pada zaman Persia (sekitar abad ke-4 sM). Daniel dan ketiga temannya yang bernama Hananya, Misael, dan Azarya dilatih di bawah kewenangan Ashpenaz di Babel. Mereka dilatih khusus selama tiga tahun untuk melayani raja untuk menjadi penasehat raja dengan kebijaksanaan dan hikmat yang mereka miliki. Ketiga temannya tersebut adalah bangsawan muda Yahudi sama seperti dirinya yang juga keturunan raja dan dari kaum bangsawan.
 Karya sastra yang bersifat narasi seperti kitab Daniel memiliki banyak tokoh didalamnya. Penokohan dapat dibedakan atas tokoh pipih dan tokoh bulat[3]. Tokoh Hananya, Misael, dan Azarya pada kisah Daniel ini memiliki karakteristik penokohan yang sama dengan Daniel. Mereka dapat digolongkan sebagai tokoh yang pipih karena karakteristik tokoh yang mereka perankan tidak mengalami perubahan. Artinya, sifat dan sikap mereka yang tetap taat dan setia kepada Allah tidak berubah meski telah banyak dipengaruhi oleh faktor lingkungan mereka. Mereka tetap tidak mau ikut menyembah berhala seperti masyarakat Babel lainnya meskipun mereka hidup ditengah masyarakat yang menyembah ilah-ilah lain selain Allah (Daniel 3). Sementara itu, tokoh Nebukadnezer adalah tokoh yang bulat karena dia mengalami perubahan. Nebukadnezer adalah seorang raja Babel yang menyembah patung berhala namun pada akhirnya dia bertobat dan kemudian berbalik menyembah dan memuliakan nama Allah setelah mengalami mimpi yang menjadi nyata. Hal ini terlihat dari reaksi raja yang berupa pengakuan kepercayaan kepada Allah Daniel (Dan. 2:47; 4:34; 6:27).
Beberapa tokoh seperti Aspenas, raja Belsyazar, raja Darius, dan raja Koresy hanya dianggap sebagai tokoh pembantu saja. Mereka tidak memiliki kisah dan karakteristik yang menunjukkan bahwa mereka itu termasuk tokoh pipih atau tokoh bulat. Daniel yang dianggap memiliki tokoh pipih memiliki karakteristik yang patut kita tiru. Berikut adalah karakter dari Daniel yang menjadi kunci keberhasilannya, yakni:
1.      Mempunyai integritas
Daniel adalah seorang yang mempunyai prinsip yang kuat dalam hidupnya dan tidak pernah mau kompromi terhadap dosa. Dia tidak memakan makanan dan minuman raja yang disediakan baginya (Daniel 1: 8), dia menolak menyembah patung yang dibuat oleh raja Nebukadnezar (Daniel 3), dan dia juga menolak hadiah dari raja Belsyazar (Daniel 5: 17).

2.      Suka berdoa
Daniel dapat menafsirkan dan mengartikan mimpi raja Nebukadnezer karena Daniel sangat peka terhadap suara Tuhan. Tuhan memberi tahu mimpi dan arti mimpi tersebut kepada Daniel melalui doa sebelum seorang pun mengetahui mimpi tersebut. Kepekaan Daniel terhadap suara Tuhan adalah dikarenakan dia sering berdoa. Daniel berlutut, berdoa serta memuji Tuhan sebanyak tiga kali sehari (Daniel 6: 11).
3.      Mempunyai iman
Dalam hidupnya telah terbukti bahwa Daniel adalah seorang yang mempunyai iman yang luar biasa. Salah satu contohnya adalah pada saat dia menolak memakan makanan dan meminum minuman istana, karena dengan imannya dia percaya bahwa meskipun hanya dengan makan sayur dan minum air saja dia akan tetap menjadi sehat. Walaupun secara ilmiah hal ini tidak mungkin, tetapi oleh karena iman Daniel mujizat-pun terjadi (Daniel 1:15).
4.      Dapat dipercaya
Daniel adalah salah satu dari pejabat tinggi dikerajaan orang Kasdim yang berada di bawah pimpinan raja Darius, anak Ahasyweros yang merupakan keturunan orang Median. Raja Darius berkenan mengangkat 120 wakil-wakil raja atas kerajaannya, lalu untuk membawahi mereka semua diangkat pula 3 pejabat tinggi, dan Daniel adalah salah satu dari ketiga orang itu. Daniel diberi kepercayaan untuk memimpin bahkan melebihi para pejabat tinggi dan para wakil raja itu, karena ia mempunyai roh yang luar biasa. Raja Darius bermaksud untuk menempatkan dia atas seluruh kerajaannya. Hal ini membuktikan bahwa Raja Darius memercayai Daniel untuk memegang suatu jabatan tertinggi dalam kerajaannya dan jelas juga terlihat bahwa Raja Darius bersahabat dengan Daniel karena dia dapat dipercaya dan dapat diandalkan.
5.      Setia
Daniel hidup diantara orang-orang yang menyembah patung berhala, namun dia tetap setia kepada Allah dan tidak pernah mau menyembah patung berhala tersebut. Daniel tetap berdoa sebanyak tiga kali sehari meskipun bangsa Babel dan bangsa Median menyembah berhala, bahkan dia berdoa dengan cara sembunyi-sembunyi agar tidak ketahuan oleh orang Median yang membuat larangan untuk menyembah ilah lain selain patung berhala.
6.      Mengenal dan mengasihi Allahnya
Daniel tetap menyempatkan diri untuk berdoa kepada Allah meskipun dia dilarang untuk menyembah Allah. Daniel mengadu kepada Allah saat pejabat-pejabat tinggi lainnya iri padanya dan hendak menjatuhkannya dari posisinya. Daniel lebih mengandalkan Allah daripada raja Darius.
7.      Penuh kasih Allah
Daniel adalah orang yang penuh kasih dan mau mengampuni. Dia tidak pernah dendam kepada siapapun meskipun orang itu pernah menyakitinya. Sifat dan sikap Daniel yang seperti ini merupakan gambaran dari Allah yang penuh kasih kepada kita meski sering kali kita meninggalkan Allah dan berpaling kepada ilah-ilah lain dan menyakiti hati Allah.
8.      Tegas
Daniel adalah seorang pemimpin yang tegas. Dia juga tidak takut kepada siapapun jika dia tidak salah, sekalipun kepada raja. Daniel menjawab raja Darius dengan lantang saat raja Darius menanyakan kesanggupan Allah Daniel untuk menyelamatkannya dari goa singa. Dia menjawab raja Darius dengan tegas dan tanpa ada keraguan karena dia yakin bahwa Allah akan menolongnya.
9.      Bijaksana dan penuh hikmat
Daniel adalah seorang pemuda yang berperawakan baik dan memahami berbagai-bagai hikmat, berpengetahuan, cakap dan berilmu. Oleh karena itu, Daniel dijadikan penasehat raja Nebukadnezer dan menjadi pemimpin di kerajaan orang Kasdim yang dipimpin oleh raja Darius. Daniel sangat bijaksana dalam memimpin dan penuh dengan hikmat dari Allah sehingga dia dapat menyimpulkan arti dari mimpi raja Nebukadnezer itu dengan baik.
Tokoh Daniel yang kita kenal melalui kisah Daniel merupakan tokoh protagonis, yakni tokoh utama dalam suatu karya sastra[4]. Kisah Daniel menggambarkan tokoh Daniel, Sadrakh, Mesakh, dan Abednego sebagai tokoh yang menampilkan karakter yang positif. Daniel sebagai tokoh protagonis digambarkan memiliki karakter sebagai pemuda yang baik, cakap dan taat kepada Allah, sedangkan raja Nebukadnezer digambarkan sebagai tokoh yang Antagonis, yakni tokoh yang menentang tokoh utama[5]. Hal ini terlihat dari pemaksaannya kepada seluruh bangsa Babel untuk menyembah patung emas yang telah dibuatnya. Ia memaksa seluruh bangsa Babel termasuk kaum jarahan yang dibawanya dari Yerusalem seperti Daniel dan ketiga temannya (Dan. 2)
Tokoh Daniel ini seharusnya dapat kita teladani dalam hidup kita, namun seringkali kita tidak meneladaninya. Daniel yang taat dan setia kepada Allah seharusnya dapat kita jadikan contoh agar kita juga dapat menjadi taat dan setia kepada Allah sama seperti Daniel meskipun kita hidup di tengah era globalisasi ini. Dunia ini semakin maju karena dipengaruhi oleh era globalisasi yang menawarkan berbagai hal duniawi yang menarik. Hasil dari globalisasi tersebut dapat mempengaruhi cara hidup dan prinsip seseorang. Akibat perkembangan globalisasi itu, seringkali kita menjadi lupa kepada Allah. Kita menjadi tidak sempat berdoa karena asyik facebook-an, anak-anak malas beribadah ke gereja karena menonton film kartun anak di televisi, banyak ibu rumah tangga yang lupa memasak dan mengurus urusan rumah tangga karena mereka sibuk menggosipkan artis yang sekarang ini asyik kawin-cerai.
Pengaruh globalisasi tidak hanya sebatas membuat orang malas beribadah hingga akhirnya melupakan Allah, tapi juga dapat menimbulkan dosa. Video porno, foto-foto bugil, dan gambar alat vital yang kian marak beredar di internet sekarang ini juga merupakan wujud dari perkembangan iptek di era globalisasi. Banyak perempuan muda yang dipekerjakan sebagai pekerja seks komersial, banyak pemuda dan pemudi yang dihasut untuk beradegan mesum dan kemudian dijadikan video porno, ada pula pemuda yang rela menjual pacarnya kepada seorang germo hanya demi uang, ada juga remaja yang mengalami penyimpangan seksual dengan menyukai sesama jenis, bahkan di zaman sekarang ini orang tuapun tega memperkosa dan menjual anaknya sendiri.
 Manusia yang hidup di era globalisasi sekarang ini semakin tidak beradab, berbeda dengan tokoh Daniel dan ketiga temannya. Tokoh Daniel yang sangat sulit tergoda akan dosa memiliki karakter yang sangat bertolak belakang dengan kita yang hidup ditengah perkembangan dunia. Daniel digambarkan sebagai pemuda yang baru beranjak dewasa pada kisahnya tersebut. Dia tidak mudah terpengaruh oleh godaan meski saat di bawa ke pembuangan Babel ia masih berumur 15 tahun[6]. Dia bukan hanya bijaksana dan penuh hikmat, tetapi ia juga membuat berhasil raja Nebukadnezer tidak menyembah patung lagi, melainkan menyembah Allah.
Perbedaan akan terlihat sangat kontras bila Daniel dibandingkan dengan anak muda zaman sekarang ini. Pemuda dan pemudi yang tumbuh di tengah globalisasi rentan terhadap godaan. Mereka tidak dapat menahan hasrat mereka untuk tidak berbuat dosa karena mereka tidak memiliki iman seperti Daniel. Seharusnya, semua orang belajar dari tokoh Daniel yang memiliki karakter pipih yang positif.
Nama Daniel memiliki arti yang sangat indah, yakni “Hakimku adalah Allah”[7], namun nama Daniel dan juga nama ketiga temannya diganti oleh pemimpin pegawai istana yang sangat menyayanginya menjadi Beltsazar, Sadrakh, Mesakh, dan Abednego. Nama mereka diganti agar bangsa Babel mudah memanggil nama mereka karena sesuai dengan nama kebanyakan orang di kerajaan Babel. Selain itu, penggantian nama tokoh tersebut juga dapat bertujuan untuk memutuskan ikatan mereka dengan negeri asal mereka dan mengidentifikasikan mereka dengan kebudayaan dan orang disekitar mereka di Babel[8]. Meskipun tokoh Daniel mendapat nama Babel, karakter Daniel tetap tidak berubah. Dia tidak mau menjadi sama dengan bangsa Babel yang menyembah berhala dan memakan daging yang dilarang untuk dimakan oleh orang Yahudi seperti daging kuda dan babi (Imamat 11).
Kita yang hidup di era globalisasi ini sering kali terbawa arus perkembangan zaman. Kita boleh saja mengikuti perkembangan zaman, sama seperti Daniel yang beradaptasi dengan lingkungan yang memberinya nama Babel. Namun demikian kita tidak boleh terpengaruh oleh perkembangan zaman yang tidak baik. Kita boleh saja mengikuti perkembangan zaman, namun dalam proses adaptasi kita dengan globalisasi dunia ini, kita tidak boleh mengikuti yang tidak baik dan menjadi sama seperti dunia ini. Kita harus dapat menahan diri dan menghindari dosa sama seperti Daniel yang tidak memakan makanan raja karena menganggap itu sebagai sebuah kenajisan (Yeh. 4: 13; Hos. 9: 3, 4).
Perbedaan karakter antara tokoh Daniel yang hidup pada masa pembuangan Babel dengan kita yang hidup di tengah peradaban modern sekarang ini sangat terlihat jelas. Berbeda dengan kita yang seringkali menjadi sama dengan dunia ini. Kita mengikuti perkembangan zaman globalisasi ini ke arah yang tidak baik. Anak muda menjadi rajin mengakses internet hanya untuk melihat video porno terbaru, semakin banyak germo yang memperluas wilayah trafikingnya dan memperkerjakan anak-anak di bawah umur sebagai pekerja seks, kita semakin malas membawa Alkitab karena sudah memiliki Bible-mobile, malas berangkat ke gereja karena sudah ada DVD kumpulan khotbah yang dijual dipasaran yang dapat ditonton kapan saja bila sempat, bahkan kita sudah semakin malas untuk berdoa dan memulikan nama Allah seperti yang dilakukan oleh Daniel karena banyak tempat menarik yang ingin kita kunjungi, misanya seperti klub malam, diskotik bahkan hotel mewah yang menawarkan fasilitas ‘tambahan’. Daniel berdoa dan memuliakan nama Allah sebanyak tiga kali sehari, berbeda dengan kita yang hidup di era globalisasi ini. Jangankan untuk berdoa tiga kali sehari,  dapat berdoa sekali dalam sehari saja terkadang sudah syukur karena kita terlalu sibuk dengan kesibukan kita.

Penutup
Daniel selalu mengandalkan Allah dalam segala hal. Pada saat ia ingin menafsirkan mimpi dan mengalami kesulitan, ia tetap mengandalkan Tuhan. Bahkan saat memperoleh sukacita sekalipun ia tetap memuliakan nama Allah. ia tidak tergoda pada kenikmataan sesaat yang ditawarkan kepadanya. Tokoh Daniel ini dapat kita jadikan sebagai teladan kita dalam menjalani kehidupan kita di era globalisasi ini. Kemajuan perkembangan iptek adalah hal yang baik namun akan menjadi sesuatu yang negatif bila kita tidak bijaksana dalam memilah milih perkembangan yang bagaimana yang hendak kita ikuti. Kita boleh saja mengikuti perkembangan zaman namun hendaknya kita jangan menjadi sama seperti dunia ini yang semakin tidak beradab dan tidak bermoral karena semakin jauh dengan Tuhan. Bila kita jauh dari Tuhan maka kita tidak akan dapat lagi mendengar suara Tuhan dan mengerti akan kehendak-Nya sehingga kita tidak dapat lagi menaati Dia. Jauh dari Tuhan berarti jauh dari keselamatan dan beroleh kesukaran dalam hidup. Oleh karena itu, hendaklah kita dapat belajar dari tokoh Daniel dan menjadikannya sebagai teladan hidup kita pada masa sekarang ini.

Daftar Pustaka


Blommendaal, J. Pengantar Kepada Perjanjian Lama. Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2000.
Catatan kuliah Bahasa Indonesia II oleh Dr. Lucy Montolalu.
Lasor W. S., dkk; Pengantar Perjanjian Lama 2. Jakarta: BPK Gunung Mulia, 1994.
Lembaga Biblika Indonesia. Tafsir Alkitab Perjanjian Lama. Yogyakarta: Kanisius,
2002.
Newell, Lynne. Tafsiran Kitab Daniel. Malang: Departemen Literatur Seminari Alkitab Asia
Tenggara, 1996.
Siahaan, S. M. & Robert M. Paterson. Tafsiran Alkitab Kitab Daniel. Jakarta: BPK Gunung
Mulia, 2007.
Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa. Kamus
Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka, 1994.






[1] Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia edisi
  kedua, (Jakarta: Balai Pustaka, 1994).

[2] S. M. Siahaan dan Robert M. Paterson, Tafsiran Alkitab Kitab Danie, (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2007), hal. 14.

[3] Catatan kuliah Bahasa Indonesia II oleh Dr. Lucy Montolalu.
[4] Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia edisi
  kedua, (Jakarta: Balai Pustaka, 1994).

[5] ibid.
[6] Lynne Newell, Tafsiran Kitab Daniel, (Malang: Departemen Literatur Seminari Alkitab Asia Tenggara, 1996),
   hal. 64.
[7] Ensiklopedi Alkitab Masa Kini, (Jakarta: Yayasan Komunikasi Bina Kasih/ OMF, 2000), hal. 233.
[8] Lynne Newell, op. cit, hal. 69.

13 komentar:

  1. Luar biasa.. terima kasih atas postingannya yang sangat membantu saya untuk berkomitmen menjadi anak Tuhan yang taat dan setia. semoga penulis makin bertumbuh dan diberkati di dalam Tuhan, amin. semangat!

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terima kasih untuk komentarnya, Rachel.
      Saya sangat senang jika postingan saya ini dapat membantu Rachel.
      Semoga Rachel Hosana semakin terberkati lewat postingan saya ini.
      Please check my another blog.
      GOBLOG: Muse for Kids www.sendawakumasihrasapisang.com
      God Bless You
      :)

      Hapus
  2. I love this posting thank you and god bless :)

    @wilsacacayohana

    BalasHapus
  3. Terima kasih juga untuk komentarnya, Wilsa.
    Semoga Wilsa Yohana semakin terberkati lewat postingan saya ini.
    Please check my another blog.
    GOBLOG: Muse for Kids www.sendawakumasihrasapisang.com
    God Bless You too, Wilsa
    :)

    BalasHapus
  4. dengan adanya penjelasan dalam blog ini saya semakin merasa bahwa masa muda saya sia-sia jika hidup tanpa ada berkat dan kuasa TUHAN ...

    BalasHapus
  5. Dalam bahasan ini,saya sangat termotivasi dan semakin bertumbuh dalam Iman yang diajarkan Kristus Yesus kepadaku.
    Melalui kisah kehidupan Daniel ini,maju terus,pantang mundur untuk menggali kebenaran dalam alkitab demi menumbuhkembangkan inspirasi dan iman orang lain dalam Tuhan kita Yesus Kristus..
    God Bless You☺

    BalasHapus
  6. Anda Jago Memprediksi Angka Togel ? Punya Mimpi Keberuntungan yang Tepat ? Tapi Bingung Cari Bandar Togel Yang Aman dan Terpercaya ?
    Mari Bergabung Bersama Kami di suksestoto,com , Kami Salah Satu Bandar Togel online Terbesar yang sudah lama bergerak di bidangnya,dengan 8 Pasaran Negara Yang bisa anda pilih,

    -MUMBAI
    -SYDNEY
    -CEBU
    -SINGAPORE
    -KYOTO
    -BALI
    -IBIZA
    -HONGKONG

    Untuk Anda Member yang baru bergabung!kami memberikan Promo Khusus yaitu :
    -Bonus New Member 10rb untuk deposit pertama kali 50rb

    Promo Untuk Member Lama dan Member Baru :
    -Bonus Komisi 2% untuk anda yang mengajak Teman bermain.
    -Bonus Diskon Besar Besaran :
    *4D Diskon - 66% Hadiah 1.000 = 3.000.000 ( 1:3000 )
    *3D Diskon - 59% Hadiah 1.000 = 400.000 ( 1:400 )
    *2D Diskon - 29% Hadiah 1.000 = 70.000 ( 1:70 )
    -Bonus Jackpot Mingguan sebesar 2%
    Mari Pasang Angka dan Mimpi Keberuntungan Anda di SUKSES4D,dan raih JP nya,Salam dari SUKSES4D

    BalasHapus