Pendudukan Tanah
Kanaan oleh Bangsa Israel
Kisah
pendudukan tanah Kanaan oleh bangsa Israel yang terdapat dalam Alkitab
mendatangkan pemikiran pro dan kontra dari berbagai sudut pandang. Dalam kitab
Yosua tidak ada penjelasan secara gamblang dan spesifik tentang pendudukan
bangsa Israel terhadap tanah Kanaan. Namun demikian beberapa ahli Perjanjian
Lama meyakini bahwa sebelum bangsa Israel menduduki tanah Kanaan, sudah
terlebih dahulu ada penduduk asli di tanah Kanaan. Orang-orang itu disebut
orang Amori dan orang Kanaan. Orang Kanaan adalah penduduk asli, sedangkan
orang Amori adalah pendatang atau orang asing.
Bukti
bahwa bangsa Israel pernah menduduki tanah Kanaan adalah dengan ditemukannya
fakta bahwa kota Tel Beit Mirsim dan Tel Beitin pernah dimusnahkan karena
adanya penyerbuan pada tahun 1230/20 sM (kemungkinan
penyerbuan ini adalah penyerbuan orang Israel seperti yang dilaporkan dalam
Yos. 10:38-39 dan perebutan Lakhis, Yos. 10:31-32. Hal ini dibuktikan oleh
William Albright yang pernah menggali di kedua daerah itu dan para arkeolog
Inggris yang juga menemukan stratum di Tel ed-Duweir (=Lakhis)[1].
Dengan demikian, terbukti bahwa Israel keluar dari tanah Mesir dan memasuki
tanah Kanaan pada akhir abad 13 sM.
Selain
itu juga terdapat teori-teori yang mendukung hal ini, seperti teori infiltrasi
(penyusupan) yang membuktikan bahwa orang Israel memasuki Kanaan secara
berangsur-angsuran beralih dari gaya hidup pengembara kepada gaya hidup
menetap, dengan demikian teori ini membuktikan bahwa penakhlukan terjadi bukan
ketika orang Israel pertama kali memasuki tanah Kanaan melainkan menjelang
pembentukan kerajaan. Teori revolusi (pemberontakan petani), membuktikan bahwa hanya
sedikit orang Israel yang memasuki tanah Kanaan
Bukti-bukti internal (teks) yang kami dapat
adalah bukti tertulis yang kami peroleh dari Alkitab yang merupakan kisah
pendudukan tanah Kanaan, yakni: Kel. 19-24; 12:25; 13:5; 11-12; 32:13; Im.
14:34; 23:10-12, 38; Bil. 36:2; Ul.. 1;21; 4:1, 40; 8:10-11;9:5,28; 12:10;
26:1, 15; 28:8; 30:20; 31:13, 20, 23; Yos. 5:6; 18:3; 21:43; 23:13, 15,16:
24:13; Hak. 6:9-10; Yer. 7:7, 14; 25:5.
Jika
orang-orang membaca sejarah tentang pendudukan tanah Kanaan oleh bangsa Israel
secara harafiah, pastinya orang-orang sangat tidak menyetujui hal itu, karena
disini seolah-olah Allah melegalkan
kekerasan dan perebutan tanah bangsa lain oleh bangsa Israel demi
kepentingan mereka. Jika kita membaca sejarah tersebut dengan melihat konteks
politik pada masa itu yang melegalkan ekspansi besar-besaran terhadap bangsa
lain, pastinya kita menyetujui sejarah tersebut.
Pesan teologis/ moral
teks dan relevansinya untuk masa kini adalah: Allah senantiasa menyertai
umatnya yang setia kepadaNya dengan berbagai cara yang tidak selalu sesuai
dengan logika manusia.
[1]
David L. Baker & John J. Bimson, Mari
Mengenal Arkeologi Alkitab. BPK Gunung Mulia, 2004. Hal. 108-115
Tidak ada komentar:
Posting Komentar