TEOLOGI
Tanpa sadar
setiap orang Kristen telah belajar teologi ketika mereka telah mengenal Tuhan
melalui gereja, Alkitab dan Roh Kudus. Namun demikian masih banyak orang yang
belum memahami betul apa sebenarnya teologi itu. Mereka hanya tahu bahwa
teologi adalah ilmu yang membahas tentang Tuhan , padahal sebenarnya tidak
hanya sebatas itu saja. Teologi juga berkaitan dengan ilmu-ilmu pengetahuan
lainnya. Dalam tulisan ini akan dibahas tentang apa itu teologi? Apa fungsi
teologi bagi kehidupan manusia? dan Aspek-aspek apa yang berkaitan dengan
teologi? Untuk itu melalui tulisan ini diharapkan pembaca mampu mendapat
gambaran tentang ilmu teologi sehingga pembaca dapat memahami teologi,
menumbuhkan teologi dalam hidupnya dan juga menerapkan teologi dalam
kehidupannya sehari-hari.
Istilah “
teologi “ berasal dari bahasa Yunani yaitu theos dan logos. Theos berarti “Allah” atau “Ilahi” dan Logos berarti “ perkataan, wacana, atau
firman”. Jadi teologi adalah “ wacana ilmiah mengenai Allah atau Ilah-ilah ”[1]. Ilmu
teologi sesungguhnya bukanlah ilmu yang kering, melainkan berhubungan dengan spiritualitas
yang hidup, memberi kekuatan dan pengarahan. Ilmu teologi adalah bidang studi
ilmiah yang melayani gereja yang diutus ke dalam dunia dalam usahanya untuk
memahami dan menghayati karya Allah sesuai dengan firman Allah yang hidup. Hal
ini berarti bahwa ilmu teologi secara kritis meninjau praktik dan misi gereja
dalam terang kebenaran firman Allah.
Teologi adalah
uraian rasional dari suatu agama yang ditinjau oleh sejumlah subdisiplin
termasuk studi naskah-naskah suci, etika, doktrin, sejarah dan peribadahan.
Teologi sebagai refleksi iman mengenai Allah dalam relasi timbal balik dengan
manusia dapat digambarkan seperti sebatang pohon yang memiliki banyak dahan
yang bercabang. Teologi sebagai sebatang pohon memiliki Kristologi dan
Eklesiologi sebagai dahan, pembidangan ilmu teologi, ilmu teologi, dan
pendidikan teologi sebagai cabangnya,
dan teolog sebagai rantingnya yang bertumbuh menghasilkan masyarakat yang
berteologi dan beragama sebagai daunnya. Kristologi adalah ajaran dan refleksi
tentang Yesus Kristus dan Eklesiologi adalah ajaran dan refleksi mengenai
Gereja Yesus Kristus. Kristologi berisikan ajaran tentang Allah tritunggal dan
Roh Kudus. Kristologi membahas tentang bagaimana Allah berkarya dalam hidup
manusia dan usaha Allah dalam penyelamatan manusia dari dosa sedangkan
Eklesiologi berisikan tentang manusia yang telah diselamatkan dari dosa[2].
Pembidangan ilmu
teologi dibagi dalam beberapa bidang ilmu seperti:
-
Bidang biblika yang menggunakan Alkitab sebagai materi
pokok. Dalam bidang ini seluruh kemajemukan dalam Alkitab dikaji dan diteliti
dengan metode ilmu sastra yang menolong kita untuk memahami teks-teks Alkitab
secara cepat sehingga maknanya menjadi lebih jelas.
-
Bidang umum yang menggunakan seluruh situasi, kondisi,
dan konteks kita saat ini sebagai materi pokok. Konteks mempengaruhi isi
teologi kita dalam menggumuli masalah-masalah tertentu seperti, masalah
perusakan lingkungan, kemiskinan, kehidupan beragama yang beraneka ragam.
Melalui bidang ini kita dapat mendalami langsung seluruh kenyataan yang terjadi
di sekitar kita. Oleh sebab itu cakupan dalam bidang ini sangat luas, antara
lain meliputi keadaan sosial, politik, budaya, ekonomi, psikis secara
persorang, seni rupa dan sastra.
-
Bidang historika yang menggunakan sejarah sebagai materi
pokok berhubungan dengan proses kontekstualisasi Kabar Baik yang terjadi pada
masa lampau. Melalui bidang ini kita dapat menelusuri perkembangan berbagai
aliran disekitar gereja dan melihat reaksi gereja terhadap Alkitab, dengan
penekanan yang berbeda-beda melalui perbandingan dari masa lampau dan masa kini.
-
Bidang sistematika yang menggunakan makna Firman Allah
dalam kehidupan sehari-hari atau kontek di masa kini sebagai materi pokok. Konteks
kehidupan kita (bidang umum) dan sejarah Gereja (bidang Historika) turut
menentukan isi bidang sistematis. Dalam bidang ini upaya untuk menggambarkan
keseluruhan iman Kristen ditata secara teratur.
-
Bidang pratika
yang menggunakan meditasi atau perantaraan empiris antara Firman Allah dan
kehidupan manusia dalam masyarakat modern sebagai materi pokok. Bidang praktika secara khusus ingin memikirkan
peranan seseorang sebagai “mediator” atau “perantara” firman Allah dalam
situasi-situasi tertentu, karena semua orang Kristen terpanggil untuk menjadi
mediator dalam tiap situasi kehidupan pribadinya. Bidang Praktika memiliki
jangkauan yang luas, seperti mempelajari situasi ibadah hari Minggu dengan tata
ibadahnya, khotbahnya dan musiknya, memperhatikan dunia pendidikan agama
Kristen, aksi pelayanan terhadap orang-orang pinggiran yang perlu mendapat perhatian
khusus, penggembalaan dalam dunia sosial, politik dan budaya[3].
-
Bidang dogmatologis yang mempelajari tentang penerimaan
pernyataan Allah dalam bentuk ajaran-ajaran ( dogma ) gereja baik pada masa
lampau maupun masa kini.
-
Bidang diakonis yang berhubungan dengan tritugas gereja
seperti marturia dan koinonia yang memperhatikan secara khusus ke dalam bidang
pelayanan, kesaksian dan persekutuan.
Ilmu teologi
sering dibandingkan dengan ilmu agama, padahal ilmu agama dan ilmu teologi
jelas berbeda. Ilmu agama berhubungan erat dengan jiwa manusia ( psikologi agama ). Ilmu agama
disebut ilmu deskriptif karena hanya menjelaskan keberadaan agama-agama,
sedangkan ilmu teologi disebut ilmu normatif karena mempelajari kaidah-kaidah
atau tolak ukur bagi suatu pola kehidupan yang benar. Ilmu teologi Kristen yang
mempelajari tolak ukur bagi kehidupan kristiani yang benar dapat dibagi menjadi
beberapa bagian dari teologi seperti:
- Teologi dalit
yang mendukung gerakan memerangi sistem kasta dan ketidakadilan kedudukan, baik
di luar maupun di dalam gereja.
- Teologi keseimbangan yang
memperjuangkan keseimbangan antara orang kaya dan orang miskin berdasarkan
tafsiran 2 Korintus 8: 13-15.
- Teologi naratif atau teologi
cerita yang menggunakan pandangan bahwa sebagian besar komunikasi antarmanusia
di bangun dari tindakan menceritakan pengalaman-pengalaman sebagai metodenya.
- Teologi pembebasan yang
mengarahkan perhatiannya kepada pergumulan orang-orang miskin, seperti kelaparan,
tidak memiliki tempat tinggal, dan tidak mendapat pendidikan[4].
Banyak orang
yang secara tidak sadar sudah berteologi namun masih bertanya-tanya apakah
penting pendidikan formal teologi sebelum mereka berteologi. Pendidikan teologi
mempersiapkan orang-orang yang mau melayani di dalam gereja dengan pengetahuan
Alkitab yang cukup, penguasaan pokok-pokok ajaran gereja dan keterampilan
berkhotbah. Pendidikan teologi menyerupai pendidikan kedinasan yaitu pendidikan
pelatihan. Pendidikan teologi berkembang sejak abad ke-19 hingga sekarang.
Bukti bahwa teologi memang berkembang dan diminati adalah dengan hadirnya
sekolah-sekolah teologi diseluruh Indonesia seperti STT Jakarta, STT Jaffray
Makasar, STT Abdi Sabda Medan, STT Cipanas, Fakultas Teologi Universitas Kristen
Arta Wacana ( UKAW ) Kupang, Fakultas Teologi Universitas Kristen Duta Wacana (
UKDW ) Yogyakarta, Fakultas Teologi
Universitas Kristen Satya Wacana ( UKSW ) Salatiga, Fakultas Teologi
Universitas Kristen Indonesia Maluku ( UKIM ) Ambon, STT Bandung, dan STT GKST
Poso.
Setiap manusia
harus belajar teologi karena manusia harus mengenal penciptanya. Melalui
teologi, manusia dapat mendekatkan diri, belajar dan lebih mengenal Tuhan
karena teologi adalah pengetahuan ketuhanan yang berisi pengetahuan tentang
sifat-sifat Allah, dasar-dasar kepercayaan kepada Allah dan agama terutama
berdasarkan pada kitab-kitab suci. Sebagian orang beranggapan bahwa melayani
gereja sebagai usahanya untuk memahami dan menghayati firman Allah tidak hanya
terjadi dalam konteks ilmu teologi tetapi juga seharusnya diperaktikkan oleh
setiap orang Kristen.
Pada hakekatnya manusia
telah berteologi dengan beragama dan memiliki kepercayaan. Dalam setiap pribadi
orang Kristen yang berteologi terkandung teologi implisit ( tersirat ) dan teologi
eksplisit ( tersurat )[5]. Teologi
implisit merupakan reaksi orang percaya atas karya Allah yang diterima dalam
iman yang terwujud dalam bentuk refleksi yang tidak konsisten, tidak terukur
secara ilmiah atau kritis. Teologi eksplisit merupakan ilmu teologi yang
bersifat logis, konsisten dan logis. Teologi eksplisit diperlukan untuk
memahami dan menganalisis teologi implisit yang didalamnya terdapat hikmat,
iman, pengharapan dan kasih. Setiap manusia dapat berteologi, jika ia memiliki
suatu keimanan yang mendalam akan Allah. Teologi yang sebenarnya dimulai dengan
pertobatan , berlanjut dalam doa, dan memuncak pada ibadah. Berteologi bukan
dari menulis atau membaca Alkitab saja, tetapi dari doa dan kesalehan hidup,
karena berteologi erat kaitannya penerapan dalam kehidupan nyata.
Melalui beberapa
penggambaran di atas mengenai ilmu teologi dapat disimpulkan bahwa ilmu teologi
merupakan pengetahuan yang didasari oleh refleksi iman yang dimiliki manusia
untuk membantu mengenal dan mendekatkan diri manusia dengan Sang Pencipta
melalui hubungan timbal balik. Ilmu teologi yang terus dikembangkan akan
menambah kualitas spiritualitas manusia terhadap Tuhan karena seluruh usaha
dalam ilmu teologi merupakan tujuan dari seluruh pergumulan rangkap dalam ilmu
teologi.
Daftar Pustaka
Drewes. B. F, Pdt. dkk .2003. Apa Itu Teologi?. Jakarta :
BPK Gunung Mulia.
Ofm . C. Groenen.1987. Mariologi: Teologi dan Devosi. Yogyakarta : Kanisius.
Browning, W. R. F. 2007. Kamus Alkitab. Jakarta: BPK Gunung
Mulia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar