Janji Teknologi versus Janji Allah dalam Ayub
Hampir semua
yang kita hadapi sehari-hari dianggap
sebagai sesuatu yang membawa kendali dan pengaruh yang cenderung memanfaatkaan dan
dibawah kontrol. Teknologi adalah salah satu contoh dari pengaruh perkembangan
kebudayaan dan tradisi yang secara langsung bertentangan dengan cara melihat
dan menafsirkan sesuatu sesuai dengan kisah-kisah penciptaan dari Alkitab
khususnya tentang Ayub.
David Strong,
seorang asisten filsafat, dalam tulisan ini menyatakan bahwa masalah mendasar
pada zaman kita saat sekarang ini adalah bagaimana kita dapat berdamai dengan
teknologi. Dia membandingkan budaya teknologi yang menjanjikan dengan janji Allah terhadap Ayub. Apakah
teknologi menjanjikan sesuatu yang dapat memberikan suatu kehidupan yang baik
bagi kita? Sebenarnya teknologi menjanjikan kita suatu hidup yang baik melalui
barang-barang dagangan yang mewah dan menarik yang menjadikan kebahagiaan
terhadap suatu barang dan benda sebagai tolak ukur dari suatu komuditi
tersebut. Padahal benda tersebut bisa saja dikategorikan sebagai berhala modern
yang menjamur. Jika kita memiliki alternatif pemahaman tentang apa yang baik
dalam kehidupan dan tentang apa yang dapat membuat kita utuh, kita bisa rela
melepaskan konsumerisme kita terhadap suatu benda. Kitab Ayub dapat dijadikan
sebagai cara alternatif yang dapat membantu kita dalam memenuhi isu teknologi
yang pakan menghuni bumi dengan cara spiritual yang masuk akal dan ekologis
melalui penerangan puitis, kebaikan penciptaan serta tentang keutuhan.
Teknologi
berjanji akan membawa kekuatan alam dan budaya di bawah kendali, untuk
membebaskan kita dari penderitaan dan kerja keras, dan memperkaya hidup kita.
Namun banyak orang yang memiliki keberatan serius dengan teknologi yang berpandangan
bahwa kebebasan dan kebahagiaanyang ditawarkan teknologi tidak sesuai dengan
ajaran-ajaran yang ada di Alkitab. Kitab Ayub dianggap sebagai meditasi
karakter kekuatan ilahi yang memiliki kekuasaan koersif yaitu mampu
memanipulasi, mengontrol, dan mengalahkan alam serta isinya. Dalam budaya
teknologi yang berlaku terdapat manifestasi kuasa ilahi dalam modus alternatif
yang memberi perbandingan tentang Ayub yang memiliki kekuatan menciptakan
kembali, memiliki hak sebagai independen, dan tidak rentan terhadap
kepemilikkan yang berbeda dengan teknologi yang cenderung berkepemilikkan.
Teknologi membuat
hidup seolah terikat dan berat untuk
meninggalkannya, untuk itu kita membutuhkan penciptaan kembali yang berbeda,
penyembuhan, dan pembaharuan diri terhadap pengaruh teknologi tersebut.
Penyembuhan kita tersebut erat hubunganya dengan kisah Ayub yang sembuh dari
deritanya. Kita juga harus sembuh dari sikap konsumerisme kita sehingga kita
dapat memilah teknologi yang mana yang baik dan buruk bagi kita sehingga tidak
semua dari hasil teknologi tersebut kita terima begitu saja tanpa ada penilaian
dan pertimbangan terlebih dahulu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar