Selasa, 01 Mei 2012

Janji Teknologi versus Janji Allah dalam Ayub


Janji Teknologi versus Janji Allah dalam Ayub


Hampir semua yang kita hadapi sehari-hari  dianggap sebagai sesuatu yang membawa kendali dan pengaruh yang cenderung memanfaatkaan dan dibawah kontrol. Teknologi adalah salah satu contoh dari pengaruh perkembangan kebudayaan dan tradisi yang secara langsung bertentangan dengan cara melihat dan menafsirkan sesuatu sesuai dengan kisah-kisah penciptaan dari Alkitab khususnya tentang Ayub.
David Strong, seorang asisten filsafat, dalam tulisan ini menyatakan bahwa masalah mendasar pada zaman kita saat sekarang ini adalah bagaimana kita dapat berdamai dengan teknologi. Dia membandingkan budaya teknologi yang menjanjikan  dengan janji Allah terhadap Ayub. Apakah teknologi menjanjikan sesuatu yang dapat memberikan suatu kehidupan yang baik bagi kita? Sebenarnya teknologi menjanjikan kita suatu hidup yang baik melalui barang-barang dagangan yang mewah dan menarik yang menjadikan kebahagiaan terhadap suatu barang dan benda sebagai tolak ukur dari suatu komuditi tersebut. Padahal benda tersebut bisa saja dikategorikan sebagai berhala modern yang menjamur. Jika kita memiliki alternatif pemahaman tentang apa yang baik dalam kehidupan dan tentang apa yang dapat membuat kita utuh, kita bisa rela melepaskan konsumerisme kita terhadap suatu benda. Kitab Ayub dapat dijadikan sebagai cara alternatif yang dapat membantu kita dalam memenuhi isu teknologi yang pakan menghuni bumi dengan cara spiritual yang masuk akal dan ekologis melalui penerangan puitis, kebaikan penciptaan serta tentang keutuhan.
Teknologi berjanji akan membawa kekuatan alam dan budaya di bawah kendali, untuk membebaskan kita dari penderitaan dan kerja keras, dan memperkaya hidup kita. Namun banyak orang yang memiliki keberatan serius dengan teknologi yang berpandangan bahwa kebebasan dan kebahagiaanyang ditawarkan teknologi tidak sesuai dengan ajaran-ajaran yang ada di Alkitab. Kitab Ayub dianggap sebagai meditasi karakter kekuatan ilahi yang memiliki kekuasaan koersif yaitu mampu memanipulasi, mengontrol, dan mengalahkan alam serta isinya. Dalam budaya teknologi yang berlaku terdapat manifestasi kuasa ilahi dalam modus alternatif yang memberi perbandingan tentang Ayub yang memiliki kekuatan menciptakan kembali, memiliki hak sebagai independen, dan tidak rentan terhadap kepemilikkan yang berbeda dengan teknologi yang cenderung berkepemilikkan.
Teknologi membuat hidup seolah terikat  dan berat untuk meninggalkannya, untuk itu kita membutuhkan penciptaan kembali yang berbeda, penyembuhan, dan pembaharuan diri terhadap pengaruh teknologi tersebut. Penyembuhan kita tersebut erat hubunganya dengan kisah Ayub yang sembuh dari deritanya. Kita juga harus sembuh dari sikap konsumerisme kita sehingga kita dapat memilah teknologi yang mana yang baik dan buruk bagi kita sehingga tidak semua dari hasil teknologi tersebut kita terima begitu saja tanpa ada penilaian dan pertimbangan terlebih dahulu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar