Etika Lingkungan dan Gereja: Ekologi dan Ekumene
Gereja dalam
konsep kesatuannya yang disebut ekumene ( oikumene
), menunjuk kepada hubungan interdominansi gereja, yakni makna kesatuan hubungan
antara gereja dengan seluruh ciptaan Allah yang ada di dunia. Gereja tidak
hanya menyatakan koinonia dengan sesamanya manusia, tetapi juga dengan
lingkungan. Gereja harus berpartisipasi secara aktif dalam usaha pemeliharaan
lingkungan hidup dalam konteks globalisasi sekarang ini khususnya mengenai
kerusakan ekologis, karena gereja mengemban misi pendamaian yang memperdamaikan
segala sesuatu dengan Allah termasuk memperdamai kerusakan lingkungan yang
telah terjadi. Pendamaian yang dilakukan atas inisiatif Allah melalui Yesus
Kristus yang turun ke dalam dunia, ialah demi adanya hubungan yang baik antara
manusia dengan Allah. Sejak manusia jatuh ke dalam dosa, hubungan antara Allah
dengan manusia menjadi rusak, karena itu
gereja dituntut untuk berperan besar dalam mengatasi masalah lingkungan.
Karya pendamaian tersebut adalah berdamai dengan Allah, berdamai dengan sesama,
berdamai dengan diri sendiri dan berdamai dengan alam.
Gereja memberi
perhatian secara khusus terhadap masalah ketidakadilan, perang, dan
penghancuran lingkungan hidup sebagai akibat dari kerakusan manusia. Sekarang
ini sering kali alam dijadikan sebagai objek eksploitasi manusia. Sebenarnya
Allah menciptakan manusia dan alam untuk saling melengkapi, bukan untuk
mengeksploitasi, karena itu seharusnya manusia dapat menyadari bahwa alam atau
ekologi itu adalah suatu relasi kehidupan yang tidak akan mungkin dapat terpisahkan
dari manusia. Manusia dapat mengembangkan hubungan yang damai dengan alam, namun
seringkali manusia hanya menjadikan dirinya sebagai pemanfaat atau pengguna
atas makhluk ciptaan Allah termasuk lingkungan tanpa peduli terhadap lingkungan
tersebut. Manusia hanya memanfaatkan lingkungan tanpa peduli terhadap
lingkungan tersebut sehingga menyebabkan terjadinya krisis ekologi lingkungan.
Dewan Gereja
Se-dunia menggumuli
masalah tugas gereja terhadap lingkungan sejalan dengan makin pesatnya IPTEK.
Gereja dalam memandang hakikat dan misinya terhadap lingkungan alam.harus melakukan
upaya-upaya pemahaman yang mendalam tentang teologi lingkungan melalui ibadah
ataupun khotbah kepada jemaat serta melakukan identifikasi dan inventarisasi
masalah-masalah yang menyangkut krisis ekologis di lingkungan masing-masing. Implementasi
syalom Allah dalam konteks keadilan, perdamaian dan keutuhan ciptaan dapat
terjadi ketika adanya transformasi
rohani yang membaharui manusia, karena itu berarti manusia telah menyadari bahwa
dirinya adalah sama seperti makhluk ciptaan Allah lainnya sehingga manusia
tidak hanya memikirkan keperluan dan kepentingan pribadinya semata lagi, namun juga
dapat mulai membuka diri untuk menyadari keberadaan ciptaan lain yang ada
disekitarnya seperti lingkungan sekitarnya yang tanpa disadarinya telah
mengalami krisis ekologi pada masa global ini. Dengan demikian proses pencegahan
dan penanggulangan kerusakan dan perusakan lingkungan tersebut dapat teratasi
bahkan dapat menyadarkan manusia akan
pentingnya memelihara dan melestarikan lingkungan alam karena merupakan karunia
Allah yang kelak akan menjadi warisan kita bagi generasi berikutnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar