Rabu, 23 Januari 2013

Tafsir Kitab Daniel 7: 9-10


Tafsir Kitab Daniel 7: 9-10

            Kitab Daniel ditulis oleh Daniel sendiri. Nama Daniel sendiri memiliki arti "Allah adalah Hakim(ku)”. Isi kitab Daniel adalah paduan riwayat hidup, sejarah, dan nubuat. Bentuk tulisannya ialah sastra apokalips, yang artinya bahwa berita nubuatnya menyingkapkan penyataan Allah melalui berbagai penglihatan, mimpi, dan lambang untuk memberikan semangat kepada umat Allah pada masa krisis dalam sejarah, dan untuk membayangkan pengharapan Israel mengenai kemenangan akhir kerajaan Allah dan kebenarannya di bumi. Saya sependapat dengan tafsiran yang ada di buku World Biblical Commentary yang menyatakan Daniel sebagai seorang pelihat, di dalam Daniel pasalnya yang ke 7 ini melihat kedaulatan Allah atas bangsa-bangsa (God’s control ) dan kemenangan terakhir kerajaanNya di bumi[1]. Penglihatannya mengenai empat kerajaan dunia berturut-turut yang dihakimi oleh "Yang Lanjut Usianya" ini merupakan penglihatannya yang pertama. Namun pada Daniel 7: 9-10 ini Daniel menekankan kedaulatan Allah yang digambarkan sebagai “Yang Lanjut Usianya” atas manusia dan bangsa-bangsa.
Saat membaca perikop ini, sosok yang muncul di benak saya adalah gambaran dari sosok Zeus bukan Allah, karena saya sendiri belum pernah melihat Allah. Seperti yang kita ketahui dari mitologi Yunani, kekuasaan Zeus yang lebih tinggi dibanding dengan dewa lainnya memampukannya untuk membelah langit dengan petir yang dimilikinya sebagai kekuatannya. Namun saya meyakini bahwa sosok Allah yang saya kenal dan imani jauh lebih besar, berkuasa, bijaksana dan lebih berdaulat dari pada sosok “Yang Lanjut Usianya” yang diuraikan Daniel atau pun sosok Zeus yang saya tafsirkan dari kata “Yang Lanjut Usianya” ini. Kata "Yang Lanjut Usianya" adalah cara lain untuk mengakui Allah sebagai hakim segenap bumi yang bijaksana. Biasanya, di dalam beberapa cerita atau kisah, sosok yang lebih tua selalu digambarkan sebagai sosok yang bijaksana karena sudah memiliki banyak pengalaman serta berpengetahuan sehingga memampukannya menjadi seseorang yang bijaksana. Apalagi sosok tua yang dilukiskan dengan jubah dan rambut putih menunjukkan kekudusanNya dan keagunganNya. Selain itu kedudukan seperti yang digambarkan dalam Daniel 7:9 dengan bertahtakan kursi dari nyala api yang berkobar-kobar bahkan sungai api yang timbul dan mengalir di hadapanNya dengan seribu kali berlaksa-laksa melayaniNya, membuktikan bahwa Ia memang memiliki kedudukan, kekuasaan dan keadilan yang menyala-nyala seperti kobar api serta disegani oleh banyak bangsa yang melayaniNya. Segala bangsa, suku bangsa, dan bahasa akan mengabdi kepadaNya. KekuasaanNya kekal, tidak akan lenyap, dan kerajaan-Nya tidak akan musnah. Oleh karena itu, kata "Yang Lanjut Usianya" yang dimaksudkan dalam teks tersebut merujuk kepada Allah. Sama halnya dengan Yesaya 52:13-53:1-12 yang ditafsirkan sebagai sosok Yesus Kristus penyelamat manusia yang rela mengorbankan diriNya demi kebaikan manusia, sosok yang diceritakan di dalam Daniel 7:9-10 ini dapat ditafsirkan sebagai sosok Allah yang bijaksana dan berkuasa atas segala bangsa.
Sebelum ayat 9 dan 10, Daniel menyebutkan empat binatang (Daniel 7) yang menggambarkan bangsa-bangsa kafir yang akan menentang Yang Mahatinggi/ “Yang Lanjut Usianya”. Hal tersebut merupakan suatu gambaran tentang ancaman dan bahaya yang besar bagi umat manusia. Ancaman itu sulit dikalahkan karena memiliki kekuatan yang dahsyat. Namun jika kita memahami bahwa kekuasaan Allah adalah seperti yang digambarkan oleh Daniel berdasarkan penglihatannya tersebut, maka seharusnya kita tentu tidak akan perlu terlalu mengkhawatirkan berbagai ancaman yang akan datang kepada kita lagi. Sekarang ini ada banyak bahaya yang terasa begitu dekat dan kuat mengancam hidup kita. Mulai dari kasus korupsi yang semakin hari semakin “kelewatan” hingga berbagai kasus bom seperti bom bunuh diri, bom buku, bom di gereja bahkan teror-teror lainnya yang mengatasnamakan Tuhan. Tetapi kita tidak perlu cemas karena ada yang lebih kuat yang kita yakini dan percayai daripada ancaman itu, yang kekuatan dan kekuasaan-Nya melebihi semuanya, yaitu Allah kita.



[1] John E. Goldingay, World Biblical Commentary: Daniel, (United States of America: Word, 1989), 188.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar