Sekularisasi,
Pencerahan dan Agama Modern
Coba bayangkan apa jadinya kita bila
di dunia ini tidak ada yang namanya agama? Kira-kira apa yang akan terjadi
dengan kita? Bagaimana pula jadinya jika agama digantikan posisinya dengan
konsep pemikiran-pemikiran yang cemerlang atau dengan mesin-mesin canggih? Atau
dengan kata lain rasionalisme menggantikan agama melalui sekularisasi. Sekularisasi adalah perubahan masyarakat dari yang dekat dengan
nilai-nilai dan institusi agama menjadi nilai-nilai dan institusi non-agama dan
sekuler.
Sekularisasi mengarah pada keyakinan bahwa masyarakat dapat berkembang tapi bukan lewat agama melainkan melalui modernisasi dan rasionalisasi. Oleh karena itu agama
kehilangan kekuasaannya di semua aspek kehidupan sosial dan pemerintahan. Dalam istilah
politik, sekularisme adalah pergerakan menuju pemisahan antara agama dan
pemerintahan. Kepercayaan
keagamaan atau supranatural tidak dianggap sebagai kunci penting dalam memahami
dunia, dan oleh karena itu agama
dipisahkan dari
masalah-masalah pemerintahan dan pengambilan keputusan.
Karl
Marx, Sigmund Freud, Max Weber, dan Emile Durkheim menyatakan bahwa modernisasi
masyarakat akan mendorong penurunan tingkat religiusitas. Adanya sugesti bahwa pengaruh agama di dalam negara dan
masyarakat merupakan hal yang
negatif
semakin membuat institusi
keagamaan menjadi subjek dibawah negara sekular. Sehingga kebebasan untuk beribadah
dihalang-halangi dan dibatasi, dan ajaran gereja juga diawasi agar selalu sejalan dengan hukum
sekular atau bahkan filsafat umum yang resmi. Meskipun kebijakan seperti ini melanggar
kebebasan beragama,
para tokoh agama hanya dapat diam.
Sekularisasi
itu berdampak besar. Sekularisasi memberikan sumbangsih terhadap reformasi
gereja, pencerahan dan kapitalisme. Akibat adanya sekularisasi itu, terdapat
perpecahan pada agama menjadi dua aliran. Agama yang awalnya adalah Katolik
malah menjadi membagi diri menjadi dua, yakni Protestan dan Katolik. Hal ini
menyebabkan timbulnya anggapan bahwa sekularisasi itu sebenarnya memang muncul
dari agama itu sendiri yang ingin memisahkan diri dari kepentingan-kepentingan
lain di luar agama Katolik.
Pada
saat yang sama, pengetahuan semakin hari semakin berkembang sehingga mengakibatkan
agama mendapat perhatian diurutan kedua setelah pengetahuan di Era Pencerahan.
Banyak orang yang sudah lebih menggunakan rasionya dalam menanggapi berbagai
hal daripada iman sehingga agama terkesan kurang dihiraukan. Sumbangan
sekularisme terhadap pencerahan ini juga makin terlihat jelas ketika
pengetahuan semakin merajai manusia yang kemudian berdampak sebagai pemicu
timbulnya revolusi industri. Ketika revolusi industri semakin maju dan
berkembang, orang-orang semakin menunjukan adanya sekularisasi itu. Ada
beberapa orang yang mulai menjadi ateis. Mereka menganggap diri mereka sudah
sama dengan Allah pencipta seperti yang diberitakan oleh agama karena mereka
juga mampu mencipta mesin. Dengan adanya mesin-mesin yang mampu menggantikan
sistem kerja manusia dan memudahkan manusia untuk setiap kerjanya, mereka malah
beranggapan bahwa mereka sudah tidak membutuhkan iman ataupun agama lagi karena
mereka sudah sama dengan Allah pencipta itu yang mampu menciptakan segalanya.
Disinalah modernisasi itu bermula. Namun sangat disayangkan ketika modernisasi
itu diakhiri dengan kapitalisme. Orang-orang semakin mencari keuntungan yang
bertentangan dengan nilai-nilai agama.
Menurut saya sekularisasi peradaban modern itu disebabkan oleh
ketidakmampuan manusia untuk mengadopsi kebutuhan etis dan spiritual manusia
agar sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan yang semakin cepat. Seharusnya, bila keduanya dapat
dikoordinir dengan baik, maka tentu saja masalah sekularisasi ini tidak akan
menjadi perdebatan sengit.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar