Rabu, 23 Januari 2013

Perjalanan Hidup Musa


Perjalanan Hidup Musa


            Zaman dahulu kala, orang Israel menumpang di Mesir 400 tahun lamanya. Untuk mengakhiri masa itu  bangsa Mesir melakukan tindakan sadis yaitu penganiayaan kepada bangsa Israel. Penganiayaan ini bertujuan untuk membangun keinginan dalam hati bangsa Israel agar meninggalkan Mesir dan pulang ke tanah Kanaan, negeri perjanjian itu.[1] Pada saat itu berkuasalah seorang raja bernama Firaun yang dikenal kejam terhadap orang-orang yang melawan kekuasaannya.
            Suatu hari, lahirlah seorang anak laki-laki Israel keturunan Lewi di tanah Mesir. Pada saat itu bangsa Israel berada dalam penderitaan akibat tekanan Raja Firaun. Pemerintahan Firaun memberikan perintah bahwa semua anak laki-laki bangsa Israel harus di bunuh. Hal ini membuat sang ibu menjadi kuatir akan nasib anak laki-lakinya. Sang ibu mengambil keputusan untuk menyembunyikan bayinya agar pasukan Raja Firaun tidak membunuh anak laki-lakinya.
            Anak laki-laki itu disembunyikan selama tiga bulan di sebuah tempat yang hanya diketahui oleh ibunya. Akan tetapi, sang ibu tidak dapat menyembunyikan anaknya lebih lama lagi, sehingga ia harus mengambil tindakan lain untuk menyelamatkan anaknya. Lalu sang ibu mengambil sebuah peti pandan, diletakkannya bayi itu, dan ditaruhnya peti itu di tengah-tengah Teberau di tepi sungai Nil.
            Suatu ketika, datanglah Putri Firaun dan dayang-dayangnya ke sungai Nil untuk mandi. Ketika Putri Firaun sedang mandi, ia melihat sebuah peti yang berada ditengah-tengah teberau sungai Nil. Ia menyuruh dayang-dayangnya untuk mengambil peti yang berada di tengah teberau itu. Putri Firaun membuka peti tersebut dan melihat seorang bayi menangis di dalam peti itu. Hal ini membuat hati Putri Firaun menjadi iba melihat bayi itu meskipun ia mengetahui bayi itu merupakan orang Israel.
            Putri Firaun menyuruh seorang gadis untuk memanggil seorang inang penyusu dari perempuan Ibrani untuk menyusui bayi itu. Lalu pergilah gadis itu dan segera mencari seorang inang penyusu yang ternyata adalah ibu kandung bayi itu.. Beberapa saat kemudian datanglah inang penyusu itu ke hadapan Putri Firaun. Lalu Putri Firaun berkata: “ Bawalah bayi ini dan susukanlah dia bagiku, aku akan memberi upah kepadamu”. Kemudian inang penyusu itu mengambil bayi itu dan merawatnya hingga besar.
            Inang penyusu merawat bayi yang di titipkan Putri Firaun itu hingga besar. Setelah bayi itu besar, inang penyusu itu membawa kembali bayi tersebut ke hadapan Putri Firaun. Lalu Putri Firaun mengangkat bayi itu menjadi anaknya dan menamai bayi itu Musa. Putri Firaun mengatakan bahwa ia memberikan nama Musa karena ia telah menarik bayi itu dari air. Inilah awal permulaan kisah Musa sehingga ia menjadi bagian dari Kerajaan Firaun.
            Dalam Kerajaan Firaun, Musa diperlakukan sangat istimewa seperti seorang raja. Segala sesuatu yang ia inginkan selalu tersedia  karena ia merupakan anak kesayang dari Putri Firaun. Musa dididik dalam istana Firaun dan kepadanya diajarkan segala pengetahuan orang Mesir, supaya kelak menjadi pemimpin bangsa Mesir yang bijaksana seperti yang diharapkan oleh Putri Firaun.
            Perlakuan istimewa yang selalu Musa peroleh dari Kerajaan Firaun tidak membuat Musa lupa bahwa ia sebenarnya adalah seorang Israel. Musa mengetahui bangsa Israel sangat menderita karena ditindas oleh penguasa-penguasa Kerajaan Firaun. Ia bahkan memiliki rencana untuk memakai kekuasaannya di Firaun untuk menolong bangsa Israel agar terlepas dari penderitaan.
            Pada suatu hari, Musa melihat salah satu orang Mesir menganiaya orang Israel. Melihat kejadian itu, Musa sangat marah dan membunuh orang Mesir yang sudah menganiaya orang Israel itu. Musa membunuh orang Mesir itu dan menyembunyikan mayatnya ke dalam pasir. Awalnya Musa mengira tidak akan ada orang yang melihat perbuatannya, tetapi ternyata ada dua orang Ibrani yang melihat Musa membunuh orang Mesir tersebut. Hal ini menjadi penyebab ketakutan Musa, ia takut perbuatannya akan sampai ke telinga Firaun.
            Ketika Firaun mendengar tentang perkara Musa, maka Firaun mencari ikhtiar untuk membunuh Musa. Akan tetapi Musa melarikan diri dari hadapan Firaun dan tiba di tanah Midian. Di Midian, ia mendapat perlindungan dari seorang imam yang bernama Yitro. Imam Yitro memiliki anak perempuan bernama Zipora yang kemudian menjadi istri Musa. Pada saat itu Musa hidup dengan istri dan mertuanya dan menjadi seorang gembala ternak mertuanya.
            Suatu hari saat Musa menggembalakan kambing dan domba milik mertuanya ke seberang padang gurun, dan sampailah ia du gunung Allah, yakni gunung Horeb. Lalu pada saat itu malaikat Tuhan menampakkan diri kepada Musa dalam nyala api yang keluar dari semak duri. Musa heran melihat hal itu, ia melangkahkan kakinya untuk mendekat pada semak duri dan tiba-tiba terdengar suara Tuhan yang berasal dari semak duri tersebut. Tuhan berkata kepada Musa mengenai umat Allah yang teraniaya,yaitu bangsa Israel. Tuhan mengutus Musa untuk menolong bangsa Israel keluar dari masa penderitaan yang disebabkan oleh bangsa Mesir.
            Mendengar perkataan Tuhan, Musa merasa bahwa tidak akan ada orang yang percaya bahwa ia merupakan utusan Tuhan untuk menolong bangsa Israel. Lalu Allah menunjukkan sebuah keajaiban kepada Musa dengan merubah tongkat menjadi ular. Mujizat inilah yang akan diperlihatkan kepada orang yang tidak percaya bahwa Musa merupakan utusan Allah. Awalnya Musa menolak perintah Allah, akan tetapi Allah meyakinkannya dan akan memberkati Musa dalam perjuangannya menolong bangsa Israel.
            Lalu Musa berangkat ke Mesir bersama istri dan anak laki-lakinya. Ditengah perjalanan menuju Mesir,  Musa bertemu dengan Harun yang juga diperintahkan Allah untuk mengawal Musa sampai di tanah Mesir. Sesampai di Mesir Musa dan Harun pergi kepada para tua-tua Israel untuk membahas mengenai hal ini.[2] Tua-tua Israel percaya bahwa Musa dan Harun adalah utusan Allah untuk membebaskan bangsa Israel keluar dari tanah Mesir.
            Setelah itu Musa dan Harun pergi menghadap Firaun, lalu mereka berbuat seperti yang diperintahkan Tuhan. Dihadapan Firaun, Harun membuat keajaiban dengan melemparkan tongkatnya dan tongkat itupun berubah menjadi ular. Melihat hal itu, Firaun langsung memerintahkan orang-orang sihir untuk melakukan hal yang sama seperti             yang dilakukan oleh Harun. Masing-masing dari orang-orang sihir itu melemparkan tongkat mereka dan berubah menjadi ular akan tetapi tongkat Harun menelan tongkat-tongkat milik penyihir itu. Hati Firaun berkeras, sehingga tidak mau mendengarkan perkataan Musa dan Harun, seperti yang telah difirmankan Allah.
            Melihat tindakan Firaun yang tidak mau mendengarkan Musa, maka murkalah Allah. Allah mendatangkan tulah pertama atas Mesir dengan memerintahkan Musa merubah air sungai Nil menjadi darah, sehingga seluruh air sungai Nil berbau busuk dan tanah Mesir dipenuhi dengan darah. Firaun berpaling, lalu masuk ke istananya dan tidak peduli dengan apa yang terjadi di Mesir pada saat itu.
            Ketidakpedulian Firaun membuat Allah semakin murka, sehingga Ia mendatangkan kembali tulah yang berbeda-beda. Selama berhari-hari lamanya tulah tersebut meliputi tanah Mesir. Seluruh Mesir dipenuhi oleh katak, nyamuk, lalat  pikat, penyakit sampar pada ternak, barah, hujan es, belalang, gelap gulita, dan kematian anak sulung bangsa Mesir.
            Pada malam terakhir orang Israel menumpang di Mesir, kira-kira tengah malam keluarlah Tuhan berkeliling untuk membinasakan semua anak sulung orang Mesir. Pada malam itu orang Israel harus merayakan Paskah. Rumah yang dibubuhi darah pada kedua tiang pintu dan ambang atasnya akan dilewati oleh Tuhan
           


[1] I. Snoek. Sejarah Suci. (Jakarta:1981) hal.60.
[2]               Ibid. hal. 63.

1 komentar:

  1. Nice Article , It Really Helpful
    https://peramalsakti.com/
    https://peramalsakti.com/2017/05/21/nonton-bokep-online-gratis-asia-peramal-sakti/
    https://peramalsakti.com/2017/05/16/nonton-bokep-online-gratis-peramal-sakti/

    BalasHapus