Perjalanan Hidup Musa
Zaman
dahulu kala, orang Israel
menumpang di Mesir 400 tahun lamanya. Untuk mengakhiri masa itu bangsa Mesir melakukan tindakan sadis yaitu
penganiayaan kepada bangsa Israel .
Penganiayaan ini bertujuan untuk membangun keinginan dalam hati bangsa Israel
agar meninggalkan Mesir dan pulang ke tanah Kanaan, negeri perjanjian itu.[1]
Pada saat itu berkuasalah seorang raja bernama Firaun yang dikenal kejam
terhadap orang-orang yang melawan kekuasaannya.
Suatu
hari, lahirlah seorang anak laki-laki Israel keturunan Lewi di tanah
Mesir. Pada saat itu bangsa Israel
berada dalam penderitaan akibat tekanan Raja Firaun. Pemerintahan Firaun
memberikan perintah bahwa semua anak laki-laki bangsa Israel harus di bunuh. Hal ini
membuat sang ibu menjadi kuatir akan nasib anak laki-lakinya. Sang ibu
mengambil keputusan untuk menyembunyikan bayinya agar pasukan Raja Firaun tidak
membunuh anak laki-lakinya.
Anak
laki-laki itu disembunyikan selama tiga bulan di sebuah tempat yang hanya
diketahui oleh ibunya. Akan tetapi, sang ibu tidak dapat menyembunyikan anaknya
lebih lama lagi, sehingga ia harus mengambil tindakan lain untuk menyelamatkan
anaknya. Lalu sang ibu mengambil sebuah peti pandan, diletakkannya bayi itu,
dan ditaruhnya peti itu di tengah-tengah Teberau di tepi sungai Nil.
Suatu
ketika, datanglah Putri Firaun dan dayang-dayangnya ke sungai Nil untuk mandi.
Ketika Putri Firaun sedang mandi, ia melihat sebuah peti yang berada
ditengah-tengah teberau sungai Nil. Ia menyuruh dayang-dayangnya untuk
mengambil peti yang berada di tengah teberau itu. Putri Firaun membuka peti
tersebut dan melihat seorang bayi menangis di dalam peti itu. Hal ini membuat
hati Putri Firaun menjadi iba melihat bayi itu meskipun ia mengetahui bayi itu
merupakan orang Israel .
Putri
Firaun menyuruh seorang gadis untuk memanggil seorang inang penyusu dari
perempuan Ibrani untuk menyusui bayi itu. Lalu pergilah gadis itu dan segera
mencari seorang inang penyusu yang ternyata adalah ibu kandung bayi itu..
Beberapa saat kemudian datanglah inang penyusu itu ke hadapan Putri Firaun.
Lalu Putri Firaun berkata: “ Bawalah bayi ini dan susukanlah dia bagiku, aku
akan memberi upah kepadamu”. Kemudian inang penyusu itu mengambil bayi itu dan
merawatnya hingga besar.
Inang
penyusu merawat bayi yang di titipkan Putri Firaun itu hingga besar. Setelah
bayi itu besar, inang penyusu itu membawa kembali bayi tersebut ke hadapan
Putri Firaun. Lalu Putri Firaun mengangkat bayi itu menjadi anaknya dan menamai
bayi itu Musa. Putri Firaun mengatakan bahwa ia memberikan nama Musa karena ia
telah menarik bayi itu dari air. Inilah awal permulaan kisah Musa sehingga ia
menjadi bagian dari Kerajaan Firaun.
Dalam
Kerajaan Firaun, Musa diperlakukan sangat istimewa seperti seorang raja. Segala
sesuatu yang ia inginkan selalu tersedia karena ia merupakan anak kesayang dari Putri
Firaun. Musa dididik dalam istana Firaun dan kepadanya diajarkan segala
pengetahuan orang Mesir, supaya kelak menjadi pemimpin bangsa Mesir yang
bijaksana seperti yang diharapkan oleh Putri Firaun.
Perlakuan
istimewa yang selalu Musa peroleh dari Kerajaan Firaun tidak membuat Musa lupa
bahwa ia sebenarnya adalah seorang Israel . Musa mengetahui bangsa Israel
sangat menderita karena ditindas oleh penguasa-penguasa Kerajaan Firaun. Ia
bahkan memiliki rencana untuk memakai kekuasaannya di Firaun untuk menolong bangsa
Israel
agar terlepas dari penderitaan.
Pada
suatu hari, Musa melihat salah satu orang Mesir menganiaya orang Israel .
Melihat kejadian itu, Musa sangat marah dan membunuh orang Mesir yang sudah
menganiaya orang Israel
itu. Musa membunuh orang Mesir itu dan menyembunyikan mayatnya ke dalam pasir.
Awalnya Musa mengira tidak akan ada orang yang melihat perbuatannya, tetapi ternyata
ada dua orang Ibrani yang melihat Musa membunuh orang Mesir tersebut. Hal ini
menjadi penyebab ketakutan Musa, ia takut perbuatannya akan sampai ke telinga
Firaun.
Ketika
Firaun mendengar tentang perkara Musa, maka Firaun mencari ikhtiar untuk
membunuh Musa. Akan tetapi Musa melarikan diri dari hadapan Firaun dan tiba di
tanah Midian. Di Midian , ia mendapat perlindungan dari seorang imam
yang bernama Yitro. Imam Yitro memiliki anak perempuan bernama Zipora yang
kemudian menjadi istri Musa. Pada saat itu Musa hidup dengan istri dan
mertuanya dan menjadi seorang gembala ternak mertuanya.
Suatu
hari saat Musa menggembalakan kambing dan domba milik mertuanya ke seberang padang gurun, dan
sampailah ia du gunung Allah, yakni gunung Horeb. Lalu pada saat itu malaikat
Tuhan menampakkan diri kepada Musa dalam nyala api yang keluar dari semak duri.
Musa heran melihat hal itu, ia melangkahkan kakinya untuk mendekat pada semak
duri dan tiba-tiba terdengar suara Tuhan yang berasal dari semak duri tersebut.
Tuhan berkata kepada Musa mengenai umat Allah yang teraniaya,yaitu bangsa Israel .
Tuhan mengutus Musa untuk menolong bangsa Israel keluar dari masa penderitaan
yang disebabkan oleh bangsa Mesir.
Mendengar
perkataan Tuhan, Musa merasa bahwa tidak akan ada orang yang percaya bahwa ia
merupakan utusan Tuhan untuk menolong bangsa Israel . Lalu Allah menunjukkan
sebuah keajaiban kepada Musa dengan merubah tongkat menjadi ular. Mujizat
inilah yang akan diperlihatkan kepada orang yang tidak percaya bahwa Musa
merupakan utusan Allah. Awalnya Musa menolak perintah Allah, akan tetapi Allah
meyakinkannya dan akan memberkati Musa dalam perjuangannya menolong bangsa Israel .
Lalu
Musa berangkat ke Mesir bersama istri dan anak laki-lakinya. Ditengah
perjalanan menuju Mesir, Musa bertemu
dengan Harun yang juga diperintahkan Allah untuk mengawal Musa sampai di tanah
Mesir. Sesampai di Mesir Musa dan Harun pergi kepada para tua-tua Israel
untuk membahas mengenai hal ini.[2] Tua-tua Israel
percaya bahwa Musa dan Harun adalah utusan Allah untuk membebaskan bangsa Israel
keluar dari tanah Mesir.
Setelah
itu Musa dan Harun pergi menghadap Firaun, lalu mereka berbuat seperti yang
diperintahkan Tuhan. Dihadapan Firaun, Harun membuat keajaiban dengan
melemparkan tongkatnya dan tongkat itupun berubah menjadi ular. Melihat hal
itu, Firaun langsung memerintahkan orang-orang sihir untuk melakukan hal yang
sama seperti yang dilakukan
oleh Harun. Masing-masing dari orang-orang sihir itu melemparkan tongkat mereka
dan berubah menjadi ular akan tetapi tongkat Harun menelan tongkat-tongkat
milik penyihir itu. Hati Firaun berkeras, sehingga tidak mau mendengarkan
perkataan Musa dan Harun, seperti yang telah difirmankan Allah.
Melihat
tindakan Firaun yang tidak mau mendengarkan Musa, maka murkalah Allah. Allah
mendatangkan tulah pertama atas Mesir dengan memerintahkan Musa merubah air
sungai Nil menjadi darah, sehingga seluruh air sungai Nil berbau busuk dan
tanah Mesir dipenuhi dengan darah. Firaun berpaling, lalu masuk ke istananya
dan tidak peduli dengan apa yang terjadi di Mesir pada saat itu.
Ketidakpedulian
Firaun membuat Allah semakin murka, sehingga Ia mendatangkan kembali tulah yang
berbeda-beda. Selama berhari-hari lamanya tulah tersebut meliputi tanah Mesir.
Seluruh Mesir dipenuhi oleh katak, nyamuk, lalat pikat, penyakit sampar pada ternak, barah,
hujan es, belalang, gelap gulita, dan kematian anak sulung bangsa Mesir.
Pada
malam terakhir orang Israel
menumpang di Mesir, kira-kira tengah malam keluarlah Tuhan berkeliling untuk
membinasakan semua anak sulung orang Mesir. Pada malam itu orang Israel harus
merayakan Paskah. Rumah yang dibubuhi darah pada kedua tiang pintu dan ambang
atasnya akan dilewati oleh Tuhan
Nice Article , It Really Helpful
BalasHapushttps://peramalsakti.com/
https://peramalsakti.com/2017/05/21/nonton-bokep-online-gratis-asia-peramal-sakti/
https://peramalsakti.com/2017/05/16/nonton-bokep-online-gratis-peramal-sakti/